Pengertian Persaingan

Pengertian Persaingan

Persaingan merupakan suatu perjuangan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang tertentu (kelompok sosial), agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik dipihak lawannya.

Konsepsi ini merupakan pengertian persaingan dalam arti persaingan yang sehat, dengan pola aturan main yang wajar. Dalam kenyataan
READ MORE - Pengertian Persaingan

Etika, Moral dan Akhlak

Etika adalah suatu ajaran yang berbicara tentang baik dan buruknya yang menjadi ukuran baik buruknya atau dengan istilah lain ajaran tenatang kebaikan dan keburukan, yang menyangkut peri kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam.




Akhlah adalah suatu ilmu yang menentukan batas antara yang baik dan buruk, terpuji dan tercela, menyangkut perkataan dan perbuatan
READ MORE - Etika, Moral dan Akhlak

Sistem Perekonomian Islam

1. Jelaskan konsep ekonomi dalam pandangan islam.
    Konsep ekonomi dalam pandangan islam adalah  berbicara tentang hajat manusia untuk memenuhi kebutuhannya dalam usaha mempertahankan hidupnya. Dan dasar pemikiran tersebut manusia dalam berbisnis akan selalu mencari profit. Oleh karena itu munculah bisnis-bisnis no-islam dan bisnis menurut islam dalam mencari profit.

Adapun prinsip ekonomi
READ MORE - Sistem Perekonomian Islam

HAM. Hukum Islam, dan Demokrasi dalam Islam

1. Jelaskan konsep HAM menurut persepsi islam dan Barat.
     Konsep HAM menurut persepsi islam dan Barat adalah suatu pandangan islam, yang menganggap manusia sebagai mahkluk Allah secara kodrati di anugerahi hak dasar yang disebut dengan hak asasi. Dan hak asasi ini kemudian di kenal sebagai HAM yang merupakan suatu hak dasr yang melekat pada diri manusia untuk dapat mengembangkan diri pribadi
READ MORE - HAM. Hukum Islam, dan Demokrasi dalam Islam

Memahami Implementasi Iman dan Taqwa Dalam Kehidupan Modern

Jelaskan problem-problem manusia dalam kehidupan modern berdasarkan pandangan Islam.
Problem-problem manusia dalam kehidupan modern adalah munculnya dampak negatif (residu), mulai dari berbagai penemuan teknologi yang berdampak terjadinya pencemaran lingkungan, rusaknya habitat hewan maupun tumbuhan, munculnya beberapa penyakit, sehingga belum lagi dalam peningkatan yang makro yaitu berlobangnya
READ MORE - Memahami Implementasi Iman dan Taqwa Dalam Kehidupan Modern

RPP SMK TKJ

RPP SMK TKJ ini mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk pencapaian, penilaian, alaokasi waktu serta sumber belajar Tahun Pelajaran 2009/2010.  Silabusnya

Anda membutuhkan RPP dan Silabus yang lain anda bisa lihat di RPP dan Silabus Lengkap SMA atau anda ining melihat RPP dan Silabus SMK
Teknik Komputer
READ MORE - RPP SMK TKJ

Pengertian Server

Pengertian Server

Secara bahasa Server berasal dari kata serve yang memiliki banyak arti. Definisi serve yang relevan dengan bahasan tentang website adalah “melayani”.

Server juga dapat diartikan sebagai sebuah sistem komputer yang menyediakan jenis layanan tertentu dalam sebuah jaringan komputer. Server didukung dengan prosesor yang bersifat scalable dan RAM yang besar, juga dilengkapi dengan
READ MORE - Pengertian Server

10 Great Free Resources from Discovery Education




Discovery Education is an excellent resource for teachers. Many teachers know about Discovery Streaming, the Discovery Channel, or even Discovery Middle School Science. All of these are fee based services, but Discovery Education also has some great free resources for any teacher. Here are my top 10 (out of the 25 or so they have that are free).

1. Web 20.10 - http://web2010.discoveryeducation.com/ - Access great content on Internet Safety, Media Literacy and links to Web 2.0 Tool. The site is rich with little flash videos detailing the explanation and use of Web 2.0 Tools in the classroom. This is a great resource for new teachers and veterans to learn about Web 2.0 tools.

2. New Teacher Survival Central - http://discoveryeducation.com/survival/ - Includes Tech Tools for teachers and students, New teacher blogs, classroom tools, and curriculum resources, Tips/tricks on: Classroom Environment, Classroom Management, Parent Communication, Cool tips on Green Screens and more!

3. Science Fair Central - http://school.discoveryeducation.com/sciencefaircentral/?campaign=SFC - Great ideas how to create, launch and facilitate a Science Fair, including tips and ideas for student projects.

4. Discovery Education Lesson Plans - http://school.discoveryeducation.com/lessonplans/ - lesson plans for all different subjects, sorted by K-5, 6-8, and 9-12.

5. Siemens STEM Academy - http://stem.discoveryeducation.com/ - Premier online community designed to foster student achievement in Science, Technology, Engineering and Math through the collaboration of STEM educators and sharing of best practices. Great resources, ideas, and more.

6. Kathy Schrock's guide for Educators - http://school.discoveryeducation.com/schrockguide/ - Kathy Schrock's Guide for Educators is a categorized list of sites useful for enhancing curriculum and professional growth. It is updated often to include the best sites for teaching and learning.

7. Science of Everyday Life - http://scienceofeverydaylife.discoveryeducation.com/ - Everywhere you look, there are wonders both big and small just waiting to be explored. Your school, your home, and your community are all boundless laboratories full of mystery, excitement and surprise. Join us as we uncover the magic all around us and tap the innovator within us…in the Science of Everyday Life. What a great way to connect science to students' lives and experiences by connecting science to everyday things.

8. Worksheets to Go - http://school.discoveryeducation.com/teachingtools/worksheetgenerator/wtg/index.html - great worksheets and activities for teachers to use. Sorted by subject and topic.

9. Puzzlemaker - http://puzzlemaker.discoveryeducation.com/ - create your own puzzles. Create and print customized word search, criss-cross, math puzzles, and more—using your own word lists.

10. NASA at 50 - http://discoveryeducation.com/NASAat50/ - NASA at 50 highlights key innovations and milestones in chemistry, physics, engineering, and space exploration from NASA's fifty-year history. Each clip serves as a gateway for further learning in science and history and promotes critical thinking and inquiry as essential components of scientific literacy.

Students can enjoy NASA at 50 in video or audio formats that are compatible with common portable media players. In addition, teacher's guides are provided for each clip to facilitate integration of this exciting and engaging content into lesson plans.

Training resources for using Discovery Education resources:

Discovery Education Training Resources on Educational Technology Guy.

Discovery Educator Network Blog - http://blog.discoveryeducation.com/
Lots of resources, articles, how-to’s, links, and more.


READ MORE - 10 Great Free Resources from Discovery Education

TESIS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENTS DIVISION) TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA

(KODE : PASCSARJ-0065) : TESIS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENTS DIVISION) TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA (PRODI : TEKNOLOGI PENDIDIKAN)


BAB I
PENDAHULUAN


A.Latar Belakang Masalah
Salah satu cita-cita nasional yang harus diperjuangkan oleh bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan nasional. Masa depan bangsa Indonesia selain ditentukan oleh sumber alam juga ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Upaya untuk membentuk manusia yang cerdas/berilmu dan berkualitas serta berkepribadian baik adalah bagian dari misi pendidikan yang menjadi tanggung jawab profesional setiap guru. Hal ini sesuai dengan apa yang diamanatkan oleh Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang menyebut bahwa tujuan pendidikan nasional adalah : "Untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab".
Berdasarkan amanat Undang-undang di atas jelaslah bahwa tugas seorang guru tidak hanya menyampaikan ilmu saja tetapi masih banyak yang harus dilakukan guru yaitu mendidik siswa agar menjadi manusia yang utuh, dengan demikian dapat dikatakan bahwa tugas guru adalah lebih berat: "Seorang guru dituntut penguasaan berbagai kemampuan sebagai guru yang professional dalam bidangnya". Kemampuan yang dimaksud adalah mulai dari cara mengajar, penguasaan materi, pemilihan berbagai metode mengajar, kemampuan membuat perangkat mengajar, sikap, tauladan dan lain sebagainya.
Dalam penyelenggaraan pendidikan disekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik terjadi interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran. Dalam proses pemeblajaran ini, guru dengan sadar merencanakan kegiatan pembelajaran secara sistematis dan berpedoman pada seperangkat aturan dan rencana tentang pendidikan yang disebut sebagai kurikulum.
Secara bertahap kurikulum mengalami penyempurnaan yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan yang berorientasi pada kemajuan sistem pendidikan nasional. Namun demikian penyempurnaan kurikulum tersebut tidak diimbangi dengan pelaksanaan kurikulum disekolah sekolah yang berupa proses pembelajaran. Berdasarkan pengamatan secara nyata di lapangan,proses pembelajaran di sekolah masih banyak yang tidak melibatkan siswa, sehingga siswa kurang kreatif. Masih banyak para guru yang menggunakan model pembelajaran yang konvensional dengan menggunakan metode ceramah dimana guru sebagai pusat informasi menerangkan materi dan siswa duduk dengan manis mendengarkan dan mencatat materi yang disampaikan oleh guru, sehingga siswa menjadi pasif dan tidak kreatif, karena tidak ada kesempatan bertanya, berdiskusi baik dengan guru maupun sesama siswa. Di SMP Negeri di wilayah X, banyak guru yang masih menggunakan model konvensional, sehingga siswa kurang termotivasi untuk belajar yang menyebabkan prestasi belajarnya rendah, hal ini terbukti dari banyaknya siswa yang remidi pada setiap ulangan harian.
Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa salah satunya diperlukan guru yang kreatif yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh peserta didik. Menurut Gage dan Berliner dalam Akhmad Sudrajat (http: //akhmadsudraj at. wordpress. com) guru berperan sebagai perancang pembelajaran,pengelola pembelajaran,penilai hasil pembelajaran peserta didik,pengarah pembelajaran dan pembimbing peserta didik. Dalam hal ini seorang guru harus kreatif dalam merencanakan pembelajaran agar siswa menjadi aktif dan kreatif yang pada akhirnya adalah suatu pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajarainya. Proses pembelajaran akan berhasil dengan baik jika mengikutsertakan siswa untuk memilih, menyusun dan ikut terjun pada situasi pembelajaran.Dengan melibatkan siswa dalam pembelajaran mereka akan bertanggungjawab untuk melakukan rencana yang telah mereka susun,Lindy Peters en (2004:11)
Model pembelajaran kooperatif merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang interaksi antara siswa dengan siswa, antara siswa dengan guru. Kondisi seperti inilah yang sangat diharapkan agar interaksi berjalan dengan baik demi kelancaran pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif ada beberapa, diantaranya adalah model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan tipe STAD (Student Teams Achievment Division). Mendasar dari uraian uaraian di atas dan permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran maka penulis akan mengadakan kegiatan penelitian dengan melakukan pengembangan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan STAD (Student Teams Achievement Division).Kedua model pembelajaran ini cocok untuk mengatasi permasalahan pembelajaran yang siswanya mempunyai latar belakang yang berbeda .
Model pembelajaran tipe Jigsaw ini merupakan model pembelajaran kooperatif, siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang dengan memperhatikan keheterogenan, bekerjasama positif dan setiap anggota bertanggungjawab untuk mempelajari masalah tertentu dari materi yang diberikan dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain. Keunggulan kooperatif Jigsaw meningkatkan rasa tanggungjawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain,siswa tidak hanya mempelajari materi yang dibeikan, tetapi juga harus memberikan dan mengajarkan materi tertsebut kepada orang lain yaitu anggota kelompoknya yang lain.(http://ipotes wordpress.com) .Sedangkan model pembelajaran tipe STAD ini merupakan model pembelajaran kooperatif, siswa belajar dengan cara memebentuk kelompok yang anggotanya 4 anak secara heterogen,setelah guru memberikan tugas kepada kelompok setiap anggota kelompok akan berusaha mempelajarinya dan yang sudah bisa memahami materi membantu anggota yang lain. Keunggulan pembelajaran tipe STAD ini adalah adanya kerjasama dalam kelompok dan dalam menetukan keberhasilan kelompok tergantung keberhasilan individu.Pembelajaran kooperatif tipe STAD menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah ditulis diatas maka masalah yang masalah yang timbul dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Adanya prestasi siswa yang rendah.
2. Kreativitas guru dalam mengajar masih kurang.
3. Motivasi siswa terhadap mata pelajaran IPA kurang
4. Rendahnya partisipasi siswa dalam pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah
Dalam kegiatan belajar mengajar,banyak usaha yang dilakukan seorang guru yang bekerjasama dengan siswanya untuk meningkatkan prestasi atau hasil belajar siswa. Salah satunya adalah dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw dan STAD. Model pembelajaran ini diharapkan dapat menarik perhatian siswa yang pada akhirnya dapat memberikan motivasi belajarnya terhadap pelajaran IPA. Motivasi yang tinggi diharapkan dapat meningkatkan prestasi hasil belajar yang tinggi.
Jika kita menganalisis proses pembelajaran, maka aspek yang diteliti ruang lingkupnya cukup luas. Oleh karena itu,penelitian ini akan dibatasi hanya pada aspek yang berkenaan dengan model pembelajaran Jigsaw, STAD (Students Teams Achievement Division) dan motivasi serta pengaruhnya terhadap prestasi belajar IPA di wilayah X.

D. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dikaji dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.Adakah perbedaan pengaruh antara penggunaan model pembelajaran Jigsaw dan STAD terhadap prestasi belajar IPA?
2.Adakah perbedaan pengaruh antara motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah siswa terhadap prestasi belajar IPA?
3.Adakah interaksi pengaruh antara penggunaan model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPA?

E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui perbedaan pengaruh antara model pembelajaran Jigsaw dan STAD terhadap prestasi belajar IPA.
2.Mengetahui perbedaan pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar IPA. 3.Mengetahui interaksi pengaruh antara model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPA

F. Manfaat Penelitian
Dari tujuan yang telah dirumuskan diatas, maka hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan sumbangan pada dunia pendidikan dan bermanfaat. Manfaat penelitian ini ada 2 yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan dalam penggunaan model pembelajaran Jigsaw pada matapelajaran IPA. Manfaat lainnya adalah agar para pengajar IPA dapat mengkaji kelebihan dan kekurangan dari pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw ini.
2. Manfaat praktis
a. Bagi guru:
1) Guru dapat mengetahui pembelajaran yang bervariasi, efektif dan efisien sehingga dapat memperbaiki sistem pembelajaran di kelas.
2) Guru akan terbiasa menggunakan model pembelajaran dalam pembelajarannya.
b. Bagi siswa.
1) Memberi suasana yang menyenangkan
2) Meningkatkan motivasi siswa.
READ MORE - TESIS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DAN STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENTS DIVISION) TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA

TESIS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA

(KODE : PASCSARJ-0064) : TESIS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA (PRODI : PENDIDIKAN MATEMATIKA)


BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia-manuasia berkualitas. Pendidikan memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan. Pendidikan juga dipandang sebagai sarana untuk melahirkan insan-insan yang cerdas, kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif dan berbudi pekerti luhur.
Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk melakukan inovasi dalam dunia pendidikan. Inovasi yang dilakukan biasanya dilakukan dengan memperhatikan tiga alasan penting, yaitu efisien, efektif dan kenyamanan. Efisien maksudnya waktu yang tersedia bagi guru harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Efektif maksudnya pelajaran yang diberikan harus menghasilkan hasil yang bermanfaat bagi siswa atau masyarakat, sedangkan kenyamanan berarti sumber belajar, media alat bantu belajar, metode yang ditentukan sedemikian rupa sehingga memberikan gairah belajar mengajar bagi siswa dan guru.
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan pemerintah, guru, dan orang tua selalu berupaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Usaha-usaha yang telah dilakukan belum menunjukkan hasil yang memuaskan, khususnya mata pelajaran matematika. Menurut catatan TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study) tahun 2007, lembaga yang mengukur pendidikan dunia bahwa penguasaan matematika siswa grade 8 negara Indonesia di peringkat ke-36 dari 48 negara. Skor rata-rata yang diperoleh siswa-siswa Indonesia adalah 397. Skor ini masih jauh di bawah skor rata-rata internasional yaitu 500. Selain itu, bila dibandingkan dengan tiga negara tetangga, yaitu Singapora, Malayasia dan Thailand, posisi peringkat siswa kita jauh tertinggal. Singapora berada pada peringkat ke-3 dengan skor rata-rata 593 , Malaysia berada pada peringkat ke-20 dengan skor rata-rata 474 dan Thailand berada pada peringkat ke-29 dengan skor rata-rata 441 (http://nces.ed.gov/timss/results07_math07.asp.).
Menurut Program for International Assessment (PISA) tahun 2003, skor rata-rata siswa Indonesia usia 15 tahun mengenai litaerasi matematika (mathematics literacy) adalah 360 dan berada pada peringkat ke-38 dari 39 negara. yang berpartisipasi dengan skor rata-rata 500 OECD (Organisation for Economic Co-operationan Development). (http://www.nces.ed.gov/programs/ /index.asp).
Rendahnya prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran matematika, mungkin saja disebabkan usaha yang dilakukan guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa belum berjalan seperti yang diharapkan.
Banyak usaha yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kualitas pendidikan, diantaranya pembaharuan kurikulum, proses belajar mengajar, peningkatan kualitas guru, pengadaan buku pelajaran, sarana belajar mengajar, penyempurnaan sistem penilaian dan sebagainya. Dalam upaya peningkatan mutu pendidikan khususnya dalam meningkatkan hasil pendidikan satu diantaranya yang harus dikembangkan terletak pada proses belajar mengajar yang merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses pendidikan. Dengan demikian berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan dipengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar.
Pada dasarnya tingkat keberhasilan belajar mengajar dipengaruhi banyak faktor diantaranya kemampuan guru, kemampuan dasar siswa, model pembelajaran, materi, sarana prasarana, motivasi, kreativitas, alat evaluasi serta lingkungan yang kesemuanya merupakan satu kesatuan yang paling berkaitan yang bekerja secara terpadu untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Meskipun tujuan dirumuskan dengan baik, materi yang dipilih sudah tepat, jika model pembelajaran yang dipergunakan kurang memadai mungkin tujuan yang diharapkan tidak tercapai dengan baik. Jadi model pembelajaran merupakan salah satu komponen yang penting dan sangat menguntungkan dalam keberhasilan proses pendidikan.
Sejumlah model pembelajaran telah diterapkan di sekolah-sekolah untuk mencapai tingkat keberhasilan dalam proses pendidikan. Namun, mengingat adanya variasi tujuan yang ingin dicapai, adanya lingkungan belajar yang berlainan, keadaan siswa yang berbeda, karakteristik materi yang berbeda, dan lain-lain, maka tidak dapat disusun suatu model yang baik untuk semua jenis kegiatan belajar mengajar. Di dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi agar siswa bekerja secara efektif dan efisien, tepat pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian materi, atau biasa disebut model pembelajaran. Sebenarnya banyak model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika. Tetapi tidak setiap model pembelajaran dapat diterapkan dalam setiap materi, sehingga pemilihan model pembelajaran sangatlah penting guna mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu sebelum pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperlukan pemikiran yang matang dalam pemilihan model pembelajaran yang tepat untuk suatu kompetensi dasar yang akan disajikan.
Dewasa ini sudah banyak penelitian di bidang pendidikan yang menyatakan model-model pembelajaran baru secara signifikan dapat memberikan prestasi belajar matematika yang lebih baik dari pada model pembelajaran tradisional (konvensional). Namun hingga saat ini kebanyakan guru belum menerapkan model-model pembelajaran yang baru tersebut. Bahkan para peneliti belum membandingkan antara model-model pembelajaran yang baru itu, melainkan hanya membandingkan model pembelajaran yang baru dengan model pembelajaran tradisional, sehingga para guru belum mengetahui model pembelajaran yang baru tersebut yang lebih baik dan sesuai dengan materi pelajaran dan kemampuan siswa.
Selain dari faktor model pembelajaran, kreativitas juga menentukan hasil belajar. Kreativitas pada intinya merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun non aptitude, baik dalam karya yang baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. (Reni Akbar Hawadi dkk, 2001:5).
Mengingat pentingnya kreativitas belajar siswa, maka dalam kegiatan belajar mengajar lebih banyak melibatkan kreativitas belajar siswa. Sedangkan siswa itu sendiri hendaknya dapat memotivasi dirinya sendiri untuk ikut kreatif dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya kreativitas belajar ini kemungkinan besar prestasi belajar yang dicapai akan memuaskan.

B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang tersebut terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi, yaitu :
1. Masih rendahnya prestasi belajar matematika, mungkin karena kurang tepatnya penggunaan model pembelajaran. Dari dugaan ini muncul sebuah permasalahan yang menarik untuk dilakukan penelitian, yaitu apakah pemilihan dan penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan prestasi belajar matematika. Dapat diteliti pula apakah pemilihan model pembelajaran yang tepat tersebut cocok untuk berbagai kategori kreativitas siswa.
2. Terdapat kemungkinan penyebab lain rendahnya prestasi belajar matematika adalah kurangnya keterlibatan kreativitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Dari hal ini juga menarik untuk dilakukan penelitian, yaitu untuk melihat apakah dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat dan yang dapat meningkatkan keterlibatan dan kreativitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar matematika.
3. Ada kemungkinan rendahnya prestasi belajar siswa karena diajar oleh guru-guru yang kurang kompeten dalam mengajar, karena mereka memiliki kualifikasi pendidikan yang tidak releven. Penelitian untuk melihat apakah siswa yang diajar oleh guru dengan kualifikasi pendidikan yang tidak relevan menyebabkan hasil belajar yang berbeda dibanding dengan diajar guru yang mempunyai kualifikasi yang relevan, menarik untuk dilakukan.
4. Salah satu kemungkinan lain yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar matematika adalah latar belakang pendidikan orang tua siswa. Dari kemungkinan ini dapat dilakukan penelitian untuk melihat apakah latar belakang pendidikan orang tua siswa menyebabkan rendahnya prestasi belajar matematika.
5. Faktor kreativitas siswa juga dapat menjadi salah satu penyebab rendahnya prestasi belajar matematika. Kreativitas siswa yang rendah memungkinkan menyebabkan rendahnya prestasi belajar matematika. Penelitian untuk melihat pengaruh tinggi rendahnya kreativitas belajar siswa terhadap prestasi belajar matematika ini juga menarik untuk dilakukan.
6. Penggunaan model pembelajaran yang baru selalu memberikan prestasi belajar matematika lebih baik daripada model pembelajaran konvensional yang monoton tanpa variasi. Oleh karena itu, cukup menarik dilakukan penelitian untuk melihat manakah yang memberikan prestasi belajar matematika lebih baik antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran kooperatif tipe GI untuk materi persamaan dan pertidaksamaan eksponen dan logaritma. Dapat juga dilihat apakah penggunaan model-model tersebut cocok untuk berbagai kategori kreativitas siswa.

C. Pemilihan Masalah
Suatu penelitian yang dilakukan dengan banyak pertanyaan dalam waktu yang sama bisa kurang cermat dalam mengamati perubahan perilaku subyek penelitian, sehingga hasil penelitian yang diperoleh juga mungkin kurang akurat. Untuk menghindari kekurangakuratan dan kekurangcermatan tersebut, maka dalam penelitian ini akan diteliti masalah yang menyangkut penggunaan model pembelajaran dihubungkan dengan kreativitas belajar siswa.
Dari beberapa identifikasi masalah di atas, peneliti hanya ingin melakukan penelitian yang terkait dengan permasalahan terakhir, yaitu manakah yang memberikan prestasi belajar matematika lebih baik antara penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran kooperatif tipe GI. Juga akan dilihat, apakah pemberian perlakuan tersebut berlaku sama pada berbagai kategori kreativitas siswa. Pemberian variasi pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif akan membangkitkan minat dan keterkaitan yang besar dalam diri siswa terhadap pelajaran, sehingga mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Pemilihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan tipe GI dikarenakan dalam tipe-tipe model pembelajaran ini terdapat faktor kerjasama dan diskusi yang mampu memberikan pengalaman eksplorasi potensi diri siswa untuk mengkonstruk pengetahuannya sendiri sehingga pembelajaran matematika khususnya pada materi persamaan dan pertidaksamaan eksponen dan logaritma menjadi lebih bermakna. Di sisi lain, karena keterbatasan untuk dilakukan penelitian terhadap semua permasalahan penyebab rendahnya prestasi belajar siswa, baik dalam hal biaya, waktu maupun tenaga, sehingga secara subjektif tidak mungkin diungkap semua permasalahan rendahnya prestasi belajar matematika tersebut.

D. Pembatasan Masalah
Dari permasalahan di atas, terdapat dua hal yang dikaji. Permasalahan pertama adalah model pembelajaran dan yang kedua adalah kreativitas siswa. Pada penelitian ini diteliti pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan tipe GI serta kreativitas siswa terhadap prestasi belajar matematika pada materi persamaan dan pertidaksamaan eksponen dan logaritma.
Agar penelitian ini dapat dilakukan dengan baik, maka perlu diberikan batasan-batasan sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan di SMA Negeri se Kabupaten X semester genap pada tahun pelajaran XXXX/XXXX
2. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran kooperatif tipe GI.
3. Kreativitas pada penelitian ini dibatasi kreativitas belajar siswa terhadap mata pelajaran matematika.
4. Materi pelajaran yang digunakan pada penelitian ini adalah persamaan dan pertidaksamaan eksponen dan logaritma.
5. Prestasi belajar matematika pada penelitian ini dibatasi pada hasil belajar siswa yang dicapai melalui proses belajar mengajar pada kompetensi dasar persamaan dan pertidaksamaan eksponen dan logaritma.

E. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, pemilihan masalah dan pembatasan masalah tersebut di atas, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Di antara model pembelajaran kooperatif, manakah yang dapat memberikan prestasi belajar matematika lebih baik, model pembelajaran kooperatif tipe STAD atau tipe GI?
2. Di antara kategori kreativitas siswa, manakah yang dapat memberikan prestasi belajar matematika lebih baik, kreativitas tinggi, kreativitas sedang atau kreativitas rendah?
3. Pada masing-masing model pembelajaran (STAD dan GI), manakah yang dapat memberikan prestasi belajar matematika lebih baik, siswa yang mempunyai kreativitas tinggi, kreativitas sedang atau kreativitas rendah?
4. Pada masing-masing kategori kreativitas siswa (tinggi, sedang, dan rendah), manakah yang dapat memberikan prestasi belajar matematika lebih baik, model pembelajaran kooperatif tipe STAD atau tipe GI?

F. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui di antara model pembelajaran kooperatif, manakah yang dapat memberikan prestasi belajar matematika lebih baik, model pembelajaran kooperatif tipe STAD atau tipe GI.
2. Untuk mengetahui manakah di antara kategori kreativitas siswa, yang dapat memberikan prestasi belajar matematika lebih baik, kreativitas tinggi, kreativitas sedang atau kreativitas rendah.
3. Untuk mengetahui pada masing-masing model pembelajaran (STAD dan GI), manakah di antara kategori kreativitas siswa yang dapat memberikan prestasi belajar matematika lebih baik, kreativitas tinggi, kreativitas sedang atau kreativitas rendah.
4. Untuk mengetahui pada masing-masing kategori kreativitas siswa (tinggi, sedang, dan rendah), manakah di antara model pembelajaran kooperatif yang dapat memberikan prestasi belajar matematika lebih baik, tipe STAD atau tipe GI.

G. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Sebagai bahan masukan bagi guru matematika dalam memilih model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan prestasi belajar matematika.
2. Sebagai bahan masukan bagi guru matematika tentang pentingnya kreativitas siswa terhadap prestasi belajar matematika.
3. Sebagai bahan masukan bagi dunia pendidikan, khususnya pendidikan dan pembelajaran matematika.
4. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
READ MORE - TESIS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA

TESIS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR BARISAN DAN DERET DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL

(KODE : PASCSARJ-0063) : TESIS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR BARISAN DAN DERET DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL (PRODI : PENDIDIKAN MATEMATIKA)


BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Matematika adalah salah satu materi pelajaran yang diajarkan mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Matematika merupakan ilmu dasar yang mempunyai peranan penting dalam perkembangan ilmu dan teknologi. Hampir semua bidang studi menggunakan materi pelajaran matematika, contohnya persamaan phytagoras dan trigonometri digunakan untuk mengukur tinggi sebuah benda yang tidak bisa diukur secara langsung seperti gunung,pohon dll, matriks digunakan pada teknik sipil yakni untuk mengkonturksi jembatan, barisan dan deret digunakan pada pelajaran menejemen perbangkan yakni untuk menghitung bunga tunggal dan bunga majemuk, serta masih banyak langi peranan matematika yang sangat bermanfaat di bidang yang lain. Disisi lain, matematika selama ini dianggap pelajaran yang sulit oleh sebagian siswa, bahkan ada siswa yang merasa takut, bosan dan tidak tertarik pada mata pelajaran ini. Hal ini dapat dibuktian dari angket yang saya sebarkan pada siswa kelas XII.IS. Dari 220 Responden diperoleh informasi bahwa 60 % mengatakan sulit dengan alasan terlalu banyak rumusnya dan banyak hitungannya, 27 % mengatakan kadang sulit dan kadang-kandang mudah, tergantung pengajarnya artinya jika gurunya pandai dalam menerangkan dan mudah dipahami siswa, maka matematika menjadi mudah dan sebaliknya jika guru kurang bisa mengajarkan materi dan sulit dipahami siswa, maka matematika menjadi sulit. Sisanya 13% mengatakan mudah, karena bisa memahami materi pelajarannya dan sering berlatih menyelesaikan soal-soal matematika. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pelajaran matematika adalah pelajaran yang cukup sulit.
Hasil belajar matematika yang telah dicapai siswa selama ini masil jauh dari harapan, walaupun usaha-usaha pemerintah untuk meningkatkan atau memperbaiki prestasi belajar matematika dalam setiap jenjang pendidikan telah banyak dilakukan, antara lain : revisi kurikulum matematika, penataran guru matematika, penyediaan sarana-prasarana pembelajaran, dan sebagainya, namun kenyataan menunjukkan bahwa prestasi belajar matematika masih rendah. Hal ini sesuai dengan kenyataan misalnya : nilai rata-rata nilai Ujian Nasional bidang studi matematika SMA Negeri Se Kabupaten X tahun 2005 /2006 adalah 5,13 dan tahun 2006/2007 adalah 5,21.
Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa rendah diantaranya; Masih banyak guru yang menggunakan pola pembelajaran dimana cenderung "text book oriented" dalam arti menyampaikan materi sesuai dengan apa yang tertulis didalam buku dan tidak terkait kehidupan sehari-hari siswa. Cara pembelajaran cenderung monoton dan hanya menggunakan metode ceramah sehingga materi yang disampaikan menjadi sulit dipahami siswa. kecuali itu banyak guru mengajar dengan tidak memperhitungkan kemampuan berfikir siswa atau dengan kata lain tidak menggunakan pengajaran yang bermakna. Sebagai akibatnya motivasi belajar siswa menjadi sulit ditumbuhkan dan pola belajar siswa cenderung menghafal dan mekanistik.
Informasi yang kami peroleh dari angket yang kami ambil dari 220 responden menyebutkan bahwa prestasi belajar matematika rendah selain disebabkan oleh pelajaran matematika yang sulit juga disebabkan oleh gurunya. Guru tersebut dalam mengajarnya terlalu berbelit-belit, kadang-kadang menyimpang dari materi serta monoton. Guru tersebut dianggap kurang bisa menyampaikan materi pelajaran sehingga siswa kesulitan mentransfer pelajaran matematika. Sebaliknya ada sebagian yang mengatakan bahwa pelajaran matematika itu mudah dan mengasikkan, itu disebabkan pengajaran yang disampaikan guru terurut dan terencana, memperhatikan kondisi dan kemampuan siswa serta mampu membangkitkan semangat belajar siswa. hasil belajar yang dicapai siswa menjadi lebih baik.
Harapan yang ingin dicapai dalam tujuan pendidikan matematika seperti yang diamanatkan kurikulum adalah pengelolaan pembelajaran matematika di sekolah dapat bermakna dan dapat membuat siswa mampu menerapkan pengetahuan matematikanya dalam kehidupan sehari-hari dan bidang lain. Kegiatan pembelajaran matematikan juga diharapkan mampu membuat siswa terampil menyelesaikan masalah yang dihadapinya, baik dalam bidang metematika maupun dalam bidang yang lain. Kegiatan pembelajaran matematika juga diharapkan mampu membuat siswa berkembang daya nalarnya sehingga mampu berfikir kritis, logis, sistematis, dan pada akhirnya siswa diharapkan mampu bersikap obyektif, jujur, dan disiplin.
Menurut Pao-Nan Chou dan Ho-Huan Chen (2008: 8) dalam pembelajaran seorang guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang dapat membangkitkan semangat belajar siswa, sehingga siswa mempunyai ketrampilan, keberanian serta mempunyai kemampuan akademik (http://www.westga.edu/~dis). Penekanan pembelajaran matematika disekolah harus relevan dengan kehidupan sehari hari, supaya pelajaran matematika yang diperoleh akan bermanfaat. Dengan demikian matematika akan mempunyai peran yang penting bagi peserta didik untuk mengaplikasikan dalam kehidupan sehari hari. Selanjutnya hal ini akan berdampak dalam menciptakan sumber daya manusia yang bermutu.
Dari beberapa karakter diatas pembelajaran yang dirasa cocok adalah model pembelajaran kontekstual. Model Pembelajaran kontekstual adalah suatu srategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. ( Wina Sanjaya, 2005 : 255)
Model Pembelajaran kontekstual adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subyek-subyek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka, yaitu dengan konteks keadaan pribadi, sosial, dan budaya mereka.
Dari hasil angket yang Peneliti berikan kepada 220 responden yakni membandingkan model pembelajaran kontekstual dengan model pembelajaran langsung, didapatkan informasi bahwa 130 responden mengatakan lebih mudah memahami materi pelajaran matematika jika guru menyampaikan dengan model pembelajaran kontekstual, 50 responden lebih mudah dengan model pembelajaran langsung dan 40 responden mengatakan sama saja. Dari informasi ini dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar siswa lebih mudah memahami materi pelajaran matematika dengan model pembelajaran kontekstual dibandingkan dengan model pembelajaran langsung.
Kemampuan awal merupakan kemampuan yang dipandang sebagai masukan (input) yang harus dimiliki siswa sebelum mendapat kemampuan dan pengetahuan baru yang lebih tinggi. Seorang siswa akan lebih mudah memahami dan mempelajari materi pelajaran baru, apabila proses belajar-mengajar didasarkan pada materi yang telah diketahui sebelumnya sehingga siswa tinggal mengembangkan kemampuan awal yang sudah dimilikinya menjadi kemampuan baru yang lebih tinggi.
Prestasi belajar siswa juga dipengaruhi oleh kemampuan awal. Kemampuan awal merupakan bekal siswa dalam menerima materi pelajaran selanjutnya. Kesiapan dan kesanggupan dalam mengikuti pelajaran banyak ditentukan oleh kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa sehingga kemampuan awal merupakan pendukung keberhasilan belajar. Pelajaran matematika yang diberikan di sekolah telah disusun secara sistematis sehingga untuk masuk pada pokok bahasan lain, kemampuan awal siswa pada pokok bahasan sebelumnya akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan. Dalam kegiatan belajar-mengajar, setiap materi yang disampaikan hendaknya bisa diserap oleh siswa yang berkemampuan awal rendah maupun yang berkemampuan awal tinggi
Permasalahan rendahnya prestasi belajar matematika yang sering dihadapi dalam pembelajaran di SMA adalah pada siswa -siswa jurusan Ilmu Sosial ( IS). Nilai rata-rata pelajaran matematika siswa jurusan Ilmu Sosial (IS) masih jauh dibawah dari nilai rata-rata siswa jurusan Ilmu Alam (IA). Ini terbukti pada nilai rata-rata Ujian semester ganjil tahun ajaran 2006/2007 di Kabupaten X. Nilai rata-rata siswa jurusan Ilmu Sosial (IS) adalah 6,02 sedangkan nilai rata-rata matematika jurusan Ilmu Alam (IA) adalah 6,85. Apakah rendahnya prestasi belajar matematika pada siswa jurusan ilmu sosial disebabkan oleh kemampuan awal yang tendah. Hal ini dapat dilihat dari angket yang peroleh dari 220 responden siswa jurusan ilmu sosial. 83 responden mengatakan bahwa mereka masuk program jurusan ilmu sosial karena tidak lolos pada seleksi jurusan ilmu alam. Ini disebabkan karena nilai-nilai mata pelajaran program ilmu alam yang didalamnya termasuk matematika tidak memenuhi syarat. Ini berati kemampuan awal siswa jurusan ilmu sosial lebih rendah dibanding dengan siswa jurusan ilmu alam.
Materi pelajaran matematika yang diajarkan di kelas XII ilmu sosial diantaranya; integral, program linier, matriks serta barisan dan deret. Dari keempat pokok bahasan tersebut yang paling mendukung dalam program ilmu sosial adalah barisan dan deret , alasanya adalah barisan dan deret digunakan sebagai dasar dalam menghitung buga tunggal maupun bunga majemuk pada dunia perbangkan. Pemahaman siswa pada pokok bahasan ini perlu ditingkatkan karena sangat mendukung peningkatan prestasi materi pelajaran ilmu- ilmu sosial.

B. Identifikasi Masalah
Penelitian ini dilaksanakan dalam rangka untuk memperoleh sebuah informasi dalam meningkatkan prestasi pembelajaran barisan dan deret dengan mempertimbangkan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kontekstual dan kemampuan awal siswa. Berdasarkan latar belakang maka masalah penelitian dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Ada kemungkinan pretasi belajar matematika rendah karena pelajaran matematika dianggap pelajaran yang sulit, sehingga banyak siswa yang tidak tertarik pada pelajaran matematika, sehingga muncul pertanyaan apakah kalau pelajaran matematika disampaikan dengan konsep pembelajaran yang menarik maka dapat meningkatkan prestasi belajar matematika. Untuk menjawab pertanyaan ini dapat dilakukan penelitian yang membandingkan pembelajaran matematika yang menggukakan media pembelajara (LCD) dengan pembelajaran matematika yang tidak menggunakan media pembelajaran
2. Ada kemungkinan prestasi belajar matematika rendah karena masih banyaknyaguru yang menggunakan model pembelajaran yang tidak mengaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Siswa sulit menerima dan memahami materi yang disampaikan guru, sehingga muncul pertanyaan apakah kalau pembelajaran yang digunakan oleh guru dengan mengaitkan dalam kehidupan sehari-hari atau kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.
Untuk menjawab pertanyaan ini dapat dilakukan penelitian yang membandingkan pembelajaran dengan model pembelajaran langsung dengan pembelajaran yang mengaitkan dalam kehidupan sehari-hari (model pembelajaran Kontekstual).
3. Ada kemungkinan prestasi belajar matematika masih jauh dengan apa yang diharapkan, nilai rata-rata matematika masih rendah dibandingkan dengan nilai rata-rata pelajaran yang lain dikarenakan kemampuan awal yang dimiliki siswa dirasa masih rendah sehingga, sehingga muncul pertanyaan apakah jika kemampuan awal yang tinggi maka prestasi belajar matematika menjadi tinggi.
Untuk menjawab pertanyaan ini maka dilakukan penelitian yang membandingkan siswa yang berkemampuan awal tinggi dengan siswa yang berkemampuan awal rendah.

C. Pemilihan Masalah
Dari masalah-masalah yang diidentifikasi diatas, peneliti ingin melakukan penelitian yang terkait dengan permasalahan-permasalahan yang dua,dan ketiga yakni terkait dengan pembelajaran yang mengaitkan pada kehidupan sehari-hari (model pembelajaran kontekstual) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa serta pengaruh kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar pada pokok bahasan barisan dan deret.
Penulis mengambil permasalahan ini mempunyai alasan bahwa keberhasilan proses belajar mengajar yang ditunjukkan dengan prestasi belajar siswa, sangat dipengaruhi oleh model pembelajaran. Model pembelajaran merupakan sarana untuk mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Jika sarana untuk mentransfer pengetahuan baik dan lancer maka pengetahuan yang ditransfer akan maksimal.
Prestasi belajar siswa juga dipenagaruhi oleh kemampuan awal. Kemampuan awal merupakan bekal siswa dalam menerima materi pelajaran selanjutnya. Kesiapan dan kesanggupan dalam mengikuti pelajaran banyak ditentukan oleh kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa sehingga kemampuan awal merupakan pendukung keberhasilan belajar. Pelajaran matematika yang diberikan di sekolah telah disusun secara sistematis sehingga untuk masuk pada pokok bahasan lain, kemampuan awal siswa pada pokok bahasan sebelumnya akan dijadikan sebagai bahan pendukung.

D. Pembatasan Masalah
Untuk mempertegas ruang lingkup masalah yang akan diteliti diadakan pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Permasalahan yang diteliti adalah prestasi belajar matematika siswa pada pokok bahasan barisan dan deret aritmatika maupun geometri
2. Pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian adalah model pembelajaran kontekstual dan model pembelajaran langsung.
3. Kemampuan awal yang akan diambil adalah kemampuan yang dibutuhkan dalam pembelajaran barisan dan deret. Kemampuan tersebut adalah kemampuan dalam menyelesaikan system persamaan linier dengan subtitusi dan eliminasi, kemampuan pola bilangan berpangkat, kemampuan memfaktorkan .
4. Siswa yang diteliti adalah siswa kelas XII jurusan Sosial SMA Negeri se-Kabupaten X.

E. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah diatas, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah prestasi belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kontekstual lebih baik dari pada prestasi belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran langsung ?
2. Apakah prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi lebih baik dari pada prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang atau rendah dan apakah prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang lebih baik dari pada prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah ?
3. Pada masing-masing klasifikasi kemampuan awal, apakah prestasi belajar siswa pada model pembelajaran kontekstual lebih dari pada model pembelajaran langsung?
4. Pada model pembelajaran kontekstual, apakah prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi lebih baik dari pada prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang atau rendah?, dan apakah prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang lebih baik dari pada prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah ?
5. Pada model pembelajaran langsung, apakah prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi lebih baik dari pada prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang atau rendah?, dan apakah prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang lebih baik dari pada prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah?

F. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai peneliti yang membandingkan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual dan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan langsung dengan kemampuan awal siswa terhadap prestasi belajar barisan dan deret adalah:
1. Ingin mengetahui apakah prestasi belajar siswa dengan model pembelajaran kontekstual lebih baik dari pada prestasi belajar siswa dengan model pembelajaran langsung.
2. Ingin mengetahui apakah prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi lebih baik dari pada prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang atau rendah dan apakah prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang lebih baik dari pada prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah.
3. Ingin mengetahui apakah prestasi belajar siswa pada model pembelajaran kontekstual lebih dari pada model pembelajaran langsung, pada masing-masing klasifikasi kemampuan awal
4. Ingin mengetahui apakah prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi lebih baik dari pada prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang atau rendah, dan apakah prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang lebih baik dari pada prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah pada model pembelajaran kontekstual.
5. Ingin mengetahui apakah prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi lebih baik dari pada prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang atau rendah, dan apakah prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang lebih baik dari pada prestasi belajar siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah pada model pembelajaran langsung.

G. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain :
1. Menambah pengetahuan tentang pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual apa kelebihannya dan kapan model pembelajaran kontekstual digunakan
2. Memberikan masukan kepada guru matematika dalam memilih model pembelajaran yang harus digunakan dalam pembelajaran matematika
3. Diharapkan siswa dapat memperoleh manfaat yang baik hubungannya dengan peningkatan prestasi belajar.
4. Sebagai masukan dan bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian yang lain yang prosedur penelitianya hamper sama.
READ MORE - TESIS PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR BARISAN DAN DERET DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL

The steel teeth of Shireen Sungkar

READ MORE - The steel teeth of Shireen Sungkar

Agness Monica sexy Costume

READ MORE - Agness Monica sexy Costume

The transparent pregnant blouse of BCL (BB21)

READ MORE - The transparent pregnant blouse of BCL (BB21)

RPP dan Silabus Lengkap Otomotif

RPP dan Silabus Otomotif merupakan proses awal untuk menunjang kelancaran proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dimana pada proses pembelajaran nanti, tersimpul pembelajaran yang sesuai dengan standar isi,  yang didalamnnya berisikan identitas pembelajaran Otomotif, alokasi waktu pembelajaran, kompetensi dasar, serta identitas-identitas yang lain yang terkandung pada RPP dan Silabus Otomotis ini
READ MORE - RPP dan Silabus Lengkap Otomotif

Education issues and a rant by me

After seeing the news lately, reading web sites and blogs, and basically feeling like public education is under attack (some is warranted, but most is unfair) I replied to an article on MSNBC.


Here was my reply:



I love how businessmen and politicians think they know how to fix schools. Teachers know what's wrong and want to fix it but get no help. Parents need to be more involved, and actually help their kids, encourage them to go to school, and make school a priority. Teachers have to have support when dealing with kids who won't do their work, skip school, and cause problems. Most of the money "thrown" at schools ends up at the top - it never filters down to the classroom any way.

You want a longer school year? Pony up a lot of money - increase salaries, utility bills, air conditioning (can't have students in a 110 degree building). What about high school students who work to help support their families? An increased school day and year will limit that. 

To fix education, you have to fix the current culture in so many areas that school isn't important. Why go to school when you can get welfare like your mom? Why go to school when you can sell drugs like your cousin? Too many of our students want to be lawyers and go into financial jobs. These are the people who got this country messed up! We need doctors, engineers, scientists, machinists, manufacturers, and trades.

Also, not everyone should go to college. It's not for everyone. And, we need plumbers, mechanics, machinists, carpenters, electricians, construction, chefs, etc. They don't need college. Stop forcing every kid to go to college. 

Research, by the way, show's that the president's beloved charter schools are not really anything special. Many fail, many are a waste of money, and most don't do any better than public schools. And, these charter schools had more resources and could hand pick their students. 

Politicians don't have the answers because they don't even know what the real problem is. Let's get educators involved in this process and use actual research to fix things.


Let's keep the conversation going and make sure to spread the word to the public and politicians.



READ MORE - Education issues and a rant by me

Pengertian Akulturasi

Pengertian Akulturasi

Akulturasi merupakan proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayan asing itu lambat laun dapat diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnnya kebudayaan itu sendiri.

Sebagai contoh, masyarakat
READ MORE - Pengertian Akulturasi

Student life after Graduation

Taking out graduate student loans on top of undergraduate student loans can be risky. Therefore, it is important to exercise responsible borrowing. Before you borrow make sure you know what your goals are and have a solid plan about what you are going to be doing in life after graduation.
If you have made the decision to go to grad school you probably know what job field you will end up in. As a potential borrower it is best to look at the median annual salary of the job you hope to have and borrow no more than that. With a ten year repayment plan you will be looking at putting 10% of your income towards paying off your loans every year.
READ MORE - Student life after Graduation

Responsible Student Borrowing

It is very important that US students maximize their borrowing under the Stafford Loan Program and other federally subsidized loans before resorting to private loans. Both US and international students should use scholarships, personal and family funds, and any other money you can prior to borrowing any money on a student loan. Every dollar you borrow will need to be paid back, with interest.
READ MORE - Responsible Student Borrowing

Study Abroad Loans and Foreign Enrolled Loans

Canadian Student Loans, Study Abroad Loans and Foreign Enrolled Loans by viewing our loan information pages which are packed full of information, help and advice. Our customer support team is on hand to answer any questions you may have about our student loans for international education, so please do not hesitate to  for more information. International Student Loan is a unique resource, dedicated to helping international students in the US, and US students abroad, to fund their education.
READ MORE - Study Abroad Loans and Foreign Enrolled Loans

Expensive International education

International education is expensive, and many students struggle to fund their international studies. Scholarships and grants are available, but they are very competitive and rarely cover all of your expenses. That is where an International Student Loan can help. Students at eligible schools (with a US co-signer) can apply for up to the total cost of attendance, as determined by yours school, minus any other aid received.
READ MORE - Expensive International education

US students studying abroad

International education is booming! Last year over 670,000 international students came to the USA to study in US universities and colleges, a record number; and over 260,000 US students studied abroad, also an all-time high. However, studying abroad often requires financial assistance for extra expenses such as travel, accommodations and materials, which can make it a greater financial commitment. International Student Loan is here to help, by offering access to a range of international student loans and study abroad loans to international students and Canadian students in the USA and for US students studying abroad around the world. Browse our site to learn more about loans for international students, or simply click the apply button above to get started.
READ MORE - US students studying abroad

International Student Loans Center in USA

USA Funds Access to Education ScholarshipsWe are pleased to announce the first-time recipients of USA Funds® Access to Education Scholarships® for the 2010-2011 academic year. The recipients are listed by the state or other jurisdiction where they attend or plan to attend school. The schools listed are those that the recipients advised they would be attending as of June 30, 2010.
READ MORE - International Student Loans Center in USA

JUDUL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

  • (KODE PTK-0001) : SKRIPSI PTK APLIKASI MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK DASAR (MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN JASMANI) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0002) : SKRIPSI PTK PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA (MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0003) : SKRIPSI PTK PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS NARASI (MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0004) : SKRIPSI PTK PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN TEKNIK PARAFRASE WACANA DIALOG (MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0005) : SKRIPSI PTK PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN (MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0006X) : TESIS PTK PENERAPAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME ASSISTED LEARNING DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS SURAT RESMI (MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0007X) : TESIS PTK PENINGKATAN KEMAMPUAN APRESIASI DENGAN METODE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) (MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0008X) : TESIS PTK UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS PERMULAAN DENGAN METODE KOOPERATIF INTEGRASI MEMBACA DAN KOMPOSISI (CIRC) (MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0009X) : TESIS PTK USAHA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL (MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0010X) : TESIS PTK UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MEDIA GAMBAR (MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0011) : SKRIPSI PTK UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERMAIN DRAMA DENGAN PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DRAMA (MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0012X) : TESIS PTK PENGGUNAAN MEDIA GRAFIS DALAM PEMBELAJARAN FIQH ZAKAT (MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0013X) : TESIS PTK PENERAPAN STRATEGI BELAJAR PQ4R UNTUK PENINGKATAN MINAT BACA AL-QUR’AN DAN PRESTASI SISWA DI SMPN X (MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM) [[ LIHAT ISI BAB I ]] 

  • (KODE PTK-0014X) : TESIS PTK UPAYA PENCAPAIAN KOMPETENSI DASAR MEMBUAT DOKUMEN PENGOLAH ANGKA DENGAN VARIASI TEKS, TABEL, GRAFIK, GAMBAR DAN DIAGRAM MELALUI MODEL PENILAIAN BERBASIS PORTOFOLIO (MATA PELAJARAN : TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI) [[ LIHAT ISI BAB I ]] 

  • (KODE PTK-0015X) : TESIS PTK PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN TEMATIK DALAM RANGKA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS II SD X (MATA PELAJARAN : MATEMATIKA) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0016) : SKRIPSI PTK IMPROVING STUDENTS READING ABILITY USING RECIPROCAL TEACHING (MATA PELAJARAN : BAHASA INGGRIS) [[ LIHAT ISI BAB I ]] 

  • (KODE PTK-0017) : SKRIPSI PTK IMPROVING THE STUDENTS CAPABILITY IN COMPREHENDING READING PASSAGE THROUGH GROUP WORK (MATA PELAJARAN : BAHASA INGGRIS) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0018) : SKRIPSI PTK UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW PADA KELAS XI TAV-B SMKN X (MATA DIKLAT : KOMPETENSI KEJURUAN 3) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0019) : SKRIPSI PTK PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN DLM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LEMPAR LEMBING SISWA KELAS VII 2 SMP X-1 (MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN JASMANI) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0020) : SKRIPSI PTK PENGUASAAN TEKNIK DASAR LEMPAR CAKRAM DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI ALAT PADA SISWA KELAS XI IPS SMAN X (MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN JASMANI) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0021X) : TESIS PTK PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN PENDEKATAN INTEGRATIF SISWA KELAS VIII SMPN (MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA) [[ LIHAT ISI BAB I ]] 

  • (KODE PTK-0022X) : TESIS PTK PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS X SMKN X (MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0023X) : TESIS PTK IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN BELAJAR MANDIRI SISWA DAN HASIL BELAJAR IPS (MATA PELAJARAN : IPS) [[ LIHAT ISI BAB I ]] 

  • (KODE PTK-0024) : SKRIPSI PTK UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN LKS MATA DIKLAT KOMPETENSI KEJURUAN 1 PADA KLS XI TAV-C (MATA DIKLAT : KOMPETENSI KEJURUAN 1) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0025) : SKRIPSI PTK PEMANFAATAN MULTIMEDIA POWER POINT UTK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SISTEM SARAF DI SMP X (MATA PELAJARAN : BIOLOGI) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0026) : SKRIPSI PTK PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK TWO STAY TWO STRAY SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERDISKUSI SISWA KELAS IX A SMPN X (MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA) [[ LIHAT ISI BAB I ]] 

  • (KODE PTK-0027) : SKRIPSI PTK PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS VII B SMP X MENGGUNAKAN MEDIA CERITA BERGAMBAR (MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA) [[ LIHAT ISI BAB I ]] 

  • (KODE PTK-0028X) : TESIS PTK PEMBELAJARAN DIMENSI TIGA MENGGUNAKAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X 7 SMAN X (MATA PELAJARAN : MATEMATIKA) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0029X) : TESIS PTK PENERAPAN PENILAIAN PORTOFOLIO DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS MODEL INKUIRI SEBAGAI USAHA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMP (MATA PELAJARAN : BAHASA INGGRIS) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0030X) : TESIS PTK PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN DENGAN METODE LATIHAN DISTRIBUTED PROGRESSIVE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI PADA MATERI BOLA BASKET DI SMAN X (MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN JASMANI) [[ LIHAT ISI BAB I ]] 

  • (KODE PTK-0031X) : TESIS PTK PENGGUNAAN METODE QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS DITINJAU DARI INTELIGENSIA SISWA DI SMAN X (MATA PELAJARAN : GEOGRAFI) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0032X) : TESIS PTK PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMERANKAN TOKOH DRAMA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BERMAIN DRAMA RENDRA (MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA) [[ LIHAT ISI BAB I ]] 

  • (KODE PTK-0033X) : TESIS PTK UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS PERMULAAN DENGAN MEDIA GAMBAR (MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0034X) : TESIS PTK UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN SISWA KELAS I MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN TERPADU (MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0035) : SKRIPSI PTK PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA PADA SISWA KELAS VIII B SMP X (MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0036) : SKRIPSI PTK PENERAPAN REMEDIAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA LANCAR SISWA KELAS II SDN X (MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0037) : SKRIPSI PTK PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TERPADU SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VIII SMP X (MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0038) : SKRIPSI PTK PENGGUNAAN MODEL PORTOFOLIO SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN DAYA KRITIS SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS VIII E SMPN X (MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0039) : SKRIPSI PTK UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKN MELALUI METODE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS VII SMPN X (MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0040) : SKRIPSI PTK UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PKn MELALUI METODE PEMBELAJARAN THINK-PAIR-SHARE (TPS) BAGI SISWA KELAS VII C SMPN X (MATA PELAJARAN : PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0041X) : TESIS PTK UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI PADA SISWA KELAS IV SDN X (MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0042X) : TESIS PTK PENINGKATAN KETRAMPILAN MENULIS SURAT DINAS MELALUI PENERAPAN PENILAIAN BERBASIS KELAS PADA SISWA KELAS VIII (MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0043) : SKRIPSI PTK IMPROVING STUDENTS SPEAKING ABILITY THROUGH PROJECT WORK (MATA PELAJARAN : BAHASA INGGRIS) – (SMK KELAS X) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0044) : SKRIPSI PTK IMPROVING STUDENTS SPEAKING SKILL USING VIDEO (MATA PELAJARAN : BAHASA INGGRIS) - (SMK KLS XI) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0045) : SKRIPSI PTK PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA UNTUK MEMAHAMI WACANA BAHASA INGGRIS MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PERMAINAN SCRABBLE PADA SISWA KELAS I SMP (MATA PELAJARAN : BAHASA INGGRIS) – (SMP KELAS I) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0046) : SKRIPSI PTK THE USE OF REFLECTIVE LEARNING TO IMPROVE STUDENTS MOTIVATION IN LEARNING ENGLISH (MATA PELAJARAN : BAHASA INGGRIS) – (SMK KELAS X) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0047) : SKRIPSI PTK IMPROVING STUDENTS VOCABULARY MASTERY USING BEYOND CENTERS AND CIRCLE TIME METHOD – (PENDIDIKAN TK) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0048) : SKRIPSI PTK IMPROVING STUDENTS VOCABULARY MASTERY USING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (MATA PELAJARAN : BAHASA INGGRIS) – (SD KELAS III) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0049) : SKRIPSI PTK TEACHING ENGLISH THROUGH FUN ACTIVITIES (MATA PELAJARAN : BAHASA INGGRIS) – (SD KELAS II) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0050) : SKRIPSI PTK PENINGKATAN KREATIFITAS ANAK DIDIK MELALUI PERCOBAAN SAINS DI TK – (PENDIDIKAN TK) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0051) : SKRIPSI PTK PTK-PENERAPAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PKN (MATA PELAJARAN : PKN) – (SMP KELAS VII) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0052) : SKRIPSI PTK UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS PERMULAAN DENGAN METODE KOOPERATIF INTEGRASI MEMBACA DAN KOMPOSISI (CIRC) (MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA) – (SD KELAS I) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0053) : SKRIPSI PTK IMPROVING STUDENTS READING COMPREHENSION ON NARRATIVE TEXT USING NARRATIVE VIDEO (MATA PELAJARAN : BAHASA INGGRIS) – (SMA KELAS X) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0054) : SKRIPSI PTK THE USE OF TEXT BASED TASK TO IMPROVE STUDENTS LISTENING ABILITY (MATA PELAJARAN : BAHASA INGGRIS) – (SMP KELAS VIII) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0055) : SKRIPSI PTK PENERAPAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI PADA KOMPETENSI DASAR MENGANALISIS HIDROSFER DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEHIDUPAN DI MUKA BUMI (MATA PELAJARAN : GEOGRAFI) – (SMA KELAS X) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0056) : SKRIPSI PTK UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) (MATA PELAJARAN : IPS EKONOMI) – (SMA KELAS XI) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE PTK-0057) : SKRIPSI PTK PENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INDONESIA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB X (MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA) – (SDLB KELAS III) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE : PTK-0058) : UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI PEMANFAATAN MEDIA BALOK CUISENAIRE – (PENDIDIKAN TK) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE : PTK-0059) : SKRIPSI PTK PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONSTRUKTIVISME (MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA) – (SMP KELAS VII) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE : PTK-0060) : SKRIPSI PTK UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (MATA PELAJARAN : FISIKA) – (SMP KELAS VIII) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE : PTK-0061) : SKRIPSI PTK UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN LISAN DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LATIHAN INKUIRI (MATA PELAJARAN : FISIKA) – (SMP KELAS VIII) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE : PTK-0062) : SKRIPSI PTK PEMBELAJARAN IPS SEJARAH DENGAN PENGGUNAAN TEKNIK TEKA-TEKI SILANG UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA (MATA PELAJARAN : SEJARAH) – (SMP KELAS VIII) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE : PTK-0063) : SKRIPSI PTK PENERAPAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH (MATA PELAJARAN : SEJARAH) – (SMA KELAS XI) [[ LIHAT ISI BAB I ]]


  • (KODE : PTK-0064) : SKRIPSI PTK PENINGKATAN KOMPETENSI MENULIS KARANGAN NARASI FAKTUAL DENGAN METODE CURAH GAGASAN (MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA) – (SMP KELAS VII) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

  • (KODE : PTK-0065) : SKRIPSI PTK UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI TEKNIK BERCERITA DI KELAS V (MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA) – (SD KELAS V) [[ LIHAT ISI BAB I ]]

READ MORE - JUDUL PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

SKRIPSI PTK UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERMAIN DRAMA DENGAN PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DRAMA

(KODE PTK-0011) : SKRIPSI PTK UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERMAIN DRAMA DENGAN PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DRAMA (MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA)




BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Indonesia berfungsi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, seperti dinyatakan pada alinea keempat pembukaan UUD 1945. Ol eh sebab itu, upaya meningkatan kualitas pembelajaran di kelas merupakan amalan mulia karena memberikan kontribusi dalam mengisi kemerdekaan yang telah direbut melalui pengorbanan yang tidak sedikit. Hal tersebut didukung dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengalami kemajuan sangat pesat. Teknologi komunikasi antara lain internet, telepon, radio, televisi, video dan komputer yang memberikan arti penting bagi proses komunikasi. Tuntutan masyarakat yang sangat besar terhadap pendidikan didukung kemajuan IPTEK sehingga pendidikan tidak mungkin lagi dikelola dengan pembelajaran yang konvensional tetapi perlu dilakukan pembelajaran yang lebih inovatif. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya menuntut penggunaan IPTEK sebagai media pembelajaran.
Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah belum menunjukkan hasil yang diharapkan. Suasana pembelajaran yang didominasi guru dan keterampilan berbahasa siswa rendah. Siti Mariyah (2005:160) berdasarkan pengamatan dan pengalaman peneliti sebagai guru di sekolah dasar, ternyata dalam penyajiannya guru belum menggunakan metode yang bervariasi, proses pembelajaran didominasi oleh guru, kurang memanfaatkan atau menggunakan media pembelajaran, yang pada akhirnya pembelajaran kurang menarik, dan siswa menjadi pasif. Dengan kondisi pembelajaran bahasa Indonesia yang memprihatinkan, mengharuskan kita untuk melakukan pembenahan. Misalnya dengan pembelajaran yang lebih inovatif, penggunaan metode, serta media pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan siswa.
Pembelajaran yang inovatif menuntut penggunaan media pembelajaran untuk menumbuhkan minat dan keterampilan siswa. Arief S. Sadiman (2008:7) mengungkapkan media adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa terjadinya proses belajar. Media pembelajaran yang digunakan guru masih terbatas pada buku. Sedangkan metode yang digunakan guru masih cenderung ceramah dan penugasan. Apabila pembelajaran tersebut dilakukan secara terus menerus akan mengakibatkan minat dan keterampilan yang dimiliki siswa berkurang. Dengan penggunaan media pembelajaran yang sesuai, diharapkan minat dan keterampilan siswa akan meningkat. Suasana belajar dikelas akan menjadi lebih menarik. Contoh media yang dapat digunakan dalam pembelajaran misalnya gambar, foto, papan flannel, poster, radio, tape recorder, televisi, video dan sebagainya.
Ketepatan penggunaan media sangat menunjang keberhasilan pembelajaran. Sehingga pemilihan dan penggunaan media dapat meningkatkan keterampilan yang dimiliki siswa. Demikian pula halnya dengan pembelajaran bahasa Indonesia pada siswa kelas V SDN X, penggunaan media yang terbatas pada buku. Padahal dalam meteri pembelajaran bahasa Indonesia kelas V banyak dibutuhkan penggunaan media pembelajaran. Hal tersebut dilakukan untuk menggali dan meningkatkan keterampilan yang dimiliki siswa.
Adapun materi pembelajaran bahasa Indonesia di kelas V salah satunya adalah bermain drama. Drama adalah sebuah lakon atau cerita berupa kisah kehidupan dalam dialog dan lakuan tokoh berisi konflik manusia (http://skripsi. dagdigdug. com). Ozdemir (2008:14) drama activities provide lots of opportunities for revealing, supporting and developing creativity. Dengan bermain drama sikap yang dapat menumbuhkan kreativitas, sikap budi pekerti, percaya diri, keberanian menghadapi banyak orang, bertanggung jawab, dan memiliki jiwa seni. Sedangkan keterampilan yang dapat dikembangkan, antara lain memahami, menghayati, menghafal, berkomunikasi, berperan, kemampuan mengaktualisasikan diri kedalam situasi sosial yang dihadapi.
Drama dapat digunakan sebagai sarana dalam menumbuhkan dan mengembangkan keterampilan dalam berbahasa. Dalam kehidupan sehari - hari siswa sekolah dasar sudah mengaktualisasikan diri dengan teman sebaya. Hal yang sering terlihat pada siswa sekolah dasar, misalnya bermain dengan teman sebaya, bekerjasama, bercakap-cakap dan menirukan adegan di televisi. Dengan demikian pembelajaran drama merupakan wadah mengekspresikan dan menanamkan rasa sosial di diri siswa. Melalui pembelajaran drama diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuan komunikasi, kepekaan sosial yang tinggi dan dapat memerankan tokoh drama sesui dengan perwatakannya. Keterampilan bermain drama siswa dapat dikuasai setelah mendapatkan bimbingan. Adanya latihan yang terarah, berencana, berkesinambungan siswa serta pengalaman yang nyata, maka keterampilan bermain drama siswa akan lebih baik. Tetapi guru tidak mengajarkan pengalaman yang nyata pada siswa, sehingga keterampilan bermain drama siswa sangat rendah.
Melalui penggunakan media dapat merangsang ide dan ekspresi siswa bermain drama sesuai dengan karakter yang dimainkan siswa. Melalui pemahaman intonasi, pelafalan, ekspresi, blocking, maupun teknik-teknik lain yang harus diterapkan saat memerankan tokoh yang ada dalam drama. Sehingga media yang dianggap tepat untuk pembelajaran drama adalah media video drama. Ketepatan pemilihan dan penggunaan media video drama dapat meningkatkan kemampuan bermain drama. Hal ini ditegaskan oleh Wibawa Basuki (2001:73) menyatakan pendapatnya bahwa media ini dapat menyampaikan pesan audio-visual-gerak. Kegiatan bermain drama siswa akan lebih terarah dan sesuai dengan karakter siswa. Media audio visual berupa video drama yang berisi contoh memerankan tokoh drama yang dapat diterapkan dalam pembelajaran. Diharapkan dengan adanya video drama, mampu memberikan inspirasi serta gambaran yang nyata bagi siswa untuk memerankan watak dan tokoh drama secara baik, sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Dengan kata lain upaya untuk meningkatkan keterampilan bermain drama siswa melalui penggunakan media video drama sebagai media pembelajaran.

B. Indentifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Kurang tepatnya media yang digunakan guru dalam menyampaikan materi bermain drama sehingga kemungkinan akan dapat mempengaruhi keterampilan beramin drama siswa.
2. Terbatasnya Kompetensi yang dimiliki guru menyebabkan proses penyampaian materi bermain drama terhadap siswa tidak tepat sasaran.
3. Kurang keprofesionalan Guru Kelas V SDN X belum menggunakan media video drama sehingga membawa dampak rendahnya keterampilan drama siswa.


C. Pembatasan Masalah
Pembatasan Masalah dalam penelitian ini bertujuan untuk memfokuskan suatu permasalahan yang akan diteliti. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Keterampilan bermain drama yang dimaksud meliputi: lafal, intonasi, ekspresi, pantomimic, dan blocking.
2. Media video drama yang dimaksud adalah media berbentuk audio visual yang memberi gambaran nyata anak untuk memerankan dialog drama.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah penggunaan media video drama dapat meningkatkan keterampilan bermain drama pada siswa kelas V SDN X ?


E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : Untuk meningkatan keterampilan bermain drama dengan menggunakan media video drama pada siswa kelas V SDN X.

F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik bersifat praktis maupun teoretis.
1. Manfaat Teoretis
a. Sebagai bahan kajian untuk meningkatnya keterampilan bermain drama siswa.
b. Sebagai solusi alternatif bagi guru untuk mengatasi berbagai kesulitan dalam mengajar terkait dengan media pembelajaran.
c. Sebagai acuan penelitian yang akan datang.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi siswa adalah dapat meningkatnya keterampilan bermain drama.
b. Manfaat bagi guru adalah dapat meningkatnya wawasan pengajaran drama.
c. Bagi sekolah adalah penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi sekolah dan instansi terkait dalam menyusun dan melaksanakan program pembinaan kepada guru.
READ MORE - SKRIPSI PTK UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERMAIN DRAMA DENGAN PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DRAMA

Blog Archive