Skripsi Menjadikan Anak Unggul Dalam Prestasi Pendidikan Agama Islam (Kajian Penerapan Konsep Metode Integrated Di SD IT Lab. School X)

(Kode PEND-AIS-0006) : Skripsi Menjadikan Anak Unggul Dalam Prestasi Pendidikan Agama Islam (Kajian Penerapan Konsep Metode Integrated Di SD IT Lab. School X)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Membahas tentang metode memang tidak ada habisnya. Hal ini menunjukkan akan adanya bentuk kepedulian terhadap anak didik agar bisa lebih mudah dalam menerima materi pelajaran. Seiring dengan meningkatnya kualitas SDM yang ditandai oleh adanya globalisasi dan persaingan ketat, maka sektor pendidikan merupakan hal yang paling fundamental dalam mengatasi masalah. Sehingga sudah sewajarnya pembangunan sektor pendidikan mendapatkan prioritas dalam membangun dan menghasilkan SDM yang mampu mengembangkan dan menguasai ilmu pengetahuan.
Dalam hal ini pendidikan sangat mempunyai tanggung jawab besar untuk mencerdaskan masyarakat bangsa ini. Sebagaimana yang telah termaktub dalam Undang-undang bahwasanya pendidikan nasio nal bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengertian dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan kebangsaan. 1
Jelas sudah bahwasanya pendidikan mempunyai peran penting dan tanggung jawab besar untuk menyiapkan generasi penerus, membawa tongkat estafet kepemimpinan bangsa ke depan. Maju mundurnya, tergantung bagaimana proses dan pembentukan kaderisasi itu untuk memangkas berbagai problem yang melanda bangsa ini
Oleh karenanya, kenapa pendidikan mempunyai peranan yang amat menentukan. Dalam hal ini pendidikan adala h sarana untuk pencerdasan dan menumbuhkembangkan segala potensi peserta didik. Dalam sebuah proses yang akan menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang terampil dalam kehidupan sehari-hari, tidak gagap ketika terjun ke masyarakat.2 Dan untuk memungkinkan hal tersebut, semua ini sangat berkaitan erat dengan kualitas pendidikan yang ada, oleh karena itu pengembangan kepribadian dan menambah pengetahuan serta meningkatkan keterampilan sangat penting, karena pada dasarnya titik berat pembangunan terletak pada peningkatan mutu pendidikan pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Penguasaan pengetahuan yang aplikatif memang mutlak dan perlu. Terutama dalam ranah pendidikan ini.
Masalah pendidikan juga telah tersurat bahwa “tujuan pendidikan Indonesia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.”3 Dan telah diperkuat juga bahwa “pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”4
Dalam dua tata aturan di atas tergurat jelas bahwa pendidikan di Indonesia tidak hanya berorientasi untuk meraih kerja yang layak dengan gaji yang mencukupi. Lebih dari itu, pendidikan memikul beban tanggung jawab membentuk watak cerdas serta menumbuhkembangkan segala potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bermartabat.
Pendidikan sebagaimana dipahami dari paradigma Islam, diartikan sebagai bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran Islam.5 Dalam pembentukan kepribadian seseorang akan terbentuk dengan melalui proses yang panjang dan bertahap. Sehubungan dengan hal tersebut, Ahmad D. Marimba dalam bukunya “Pengantar Filsafat Pendidikan Islam” mengemukakan bahwa proses kepribadian itu terbagi dalam tiga tahap yaitu :
Pertama, Pembiasaan, tahap pembiasaan ini merupakan cara yang baik bagi pembentukan pribadi muslim. Kedua, Pembentukan pengertian, sikap, minat. Pada tahap ini dimaksud agar dimengerti dan memahami tentang faedah-faedah dari agama yang mereka kerjakan dan akibatnya jika meninggalkan, sehingga perbuatan keagamaan itu mereka lakukan dengan penuh kesadaran. Ketiga, Tahap pembentukan kerohanian yang luhur. Tahap ini diistilahkan dengan pembentukan diri sendiri maksudnya segala apa yang didapat, dilihat dan didengar, dia sendiri yang patut memilih dan menentukan mana yang harus diambil dan yang harus ditinggalkan, semua atas tanggung jawabnya sendiri. 6
Guna terciptanya kelancaran implementasi pendidikan yang baik, maka yang akan menjadi sorotan langsung adalah sejauh mana guru melakukan perbaikan kualitas dirinya, seperti : kompetensi pedagogik, professional, kepribadian dan sosial. Dengan begitu, kelak siswa-siswi nantinya tidak sematamata mahir dalam masalah teori saja, tetapi juga dalam mereka bisa dikatakan berhasil dalam penguasaan praktik.
Artinya, lembaga pendidikan yang ada harus bisa mencetak manusiamanusia yang berprestasi dan unggul serta bermartabat. Ketika siswa dapat meraih prestasi atau suatu keberhasilan, hal itu karena terlebih dahulu telah didesain oleh guru-guru yang berkompeten. Dengan menggunakan pendekatanpendekatan metode yang efektif dan efisien yang memudahkan peserta didik dalam memahami bahan ajar yang akan disampaikan. Sehingga dengan adanya pendekatan-pendekatan metode tersebut maka akan menjadikan suasana pembelajaran yang dulunya kaku, akhirnya menjadi menyenangkan. Dulu sasarannya hanya kognitif, kini menjadi kognitif-emosional-sosial. Dulu hanya berdasarkan tingkah laku, kini menjadi keterbukaan pada hasil penemuan siswa.
Di dalam pokok pembahasan setelah ini adalah berkenaan dengan metode Integrated, yang menerapkan bagaimana peserta didik dapat dengan mudah memahami mata pelajaran yang menggunakan pendekatan antar bidang studi. Hal ini sangat erat berkaitan dengan usaha pencapaian pada target yang diinginkan oleh lembaga pendidikan yang bersangkutan, dalam rangka membantu mencerdaskan anak bangsa. Jadi cara ataupun model pembelajaran yang seperti ini adalah bagaimana guru mengusahakan dengan cara menggunakan metodemetode penggabungan antar bidang studi, namun tidak melepaskan penetapan skala prioritas kurik uler, menemukan keterampilan, konsep, dan sikap yang saling tumpang tindih di dalam beberapa bidang studi. Sehingga murid mampu dengan mudah menyerap mata pelajaran yang menjadi bahan ajar dari guru. Sedangkan guru bias dengan menemukan potensi skill yang dimiliki oleh peserta didik.
Pada umumnya, jika diamati proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas, akan terlihat jelas bahwa metode kuno atau konvensional yang telah digunakan selama ini adalah metode yang tidak menghargai harkat peserta didik sebagai manusia seutuhnya.7 Apa maksudnya? Telah diketahui bahwa sebagai makhluk yang bernama manusia yang terdiri dari tubuh fisik, manusia terdiri dari badan dan batin. Batin sendiri terdiri dari empat komponen yaitu pikiran, ingatan, perasaan dan kesadaran. Maka dari itu. Agar proses pembelajaran bisa berhasil dan optimal serta maksimal, maka harus mengakomodasi kedua aspek ini, yaitu badan dan batin.
Dalam proses pembelajaran yang menggunakan metode integrated ini adalah suatu bagian terkecil dari metode pembelajaran terpadu, yang berusaha untuk mempertemukan serta mengakomodasikan kedua aspek yang telah tersebut di atas, yaitu badan dan batin. Sepintas dari hasil pengamatan dari lapangan, metode ini terkesan sangat efektif karena pada dasarnya metode ini adalah suatu upaya untuk mengoptimalkan potensi melalui keaktifan peserta didik. Akan tetapi hal itu ternyata tidak cukup dengan itu saja. Perpaduan antar bidang studi dan berdasarkan pengalaman dari peserta didik yang menjadi inti dari ciri khusus metode ini sangat membantu peserta didik dalam menemukan makna pendidikan utuh. Dan mereka tampak belajar dengan cara belajar yang benar, sesuai dengan kepribadian dan keunikan mereka masing-masing. Hal ini terjadi karena ternyata mereka bias belajar dengan perasaan senang dan penuh semangat yang disertai rasa keingintahuan yang kuat. Sehingga hasil dari proses pembelajaran yang seperti itu sangat berdampak pada psikologis mereka yang terkesan tidak ada keterpaksaan. Itu artinya, karena murid ditempatkan sebagai pusat dari proses pembelajaran, sebagai subyek pendidikan, tidak seperti yang terjadi selama ini, anak didik ditempatkan dalam posisi yang tidak pas, yaitu sebagai obyek pendidikan.
Metode ini adalah satu jalinan yang sangat efisien yang meliputi diri anak didik, guru, proses pembelajaran dan lingkungan pembelajaran. Berangkat dari sini, pendidik harus bisa membawa peserta didik untuk bisa berkembang sesuai dengan potensi mereka seutuhnya. Karena adanya seorang guru dan anak didik di dalam kelas, tidak berarti proses pendidikan dapat berlangsung secara otomatis.
Maksudnya, bila ada proses pengajaran, tidak berarti pasti diikuti dengan proses pembelajaran. Hal ini disebabkan, di samping pendidik menjadi pemantau dan pengarah dalam proses pembelajaran, pendidik juga harus bisa memadukan 3 hal, yaitu kurikulum (materi yang akan diajarkan), proses (bagaimana materi diajarkan), produk (hasil dari proses pembelajaran).8 Agar waktu yang ada tidak terbuang sia-sia, Karena terdapatnya pendidik yang tidak dapat memadukan antara kurikuler dan proses pembelajaran, sehingga akan berakibat pada produk atau hasil dari pembelajaran yang tidak optimal dan tidak sesuai dengan target.
Ketika berbicara produk, maka fokus bahasannya tidak akan terlepas prestasi yang telah digapai oleh peserta didik. Sekiranya prestasi boleh diidentikkan dengan “sukses”, maka prestasi ataupun sukses sejatinya bermakna dan bernuansa sangat relative.9 Dalam kedua perspektif tersebut, ukuran seseorang berprestasi atau sukses berangkat dari nilai ”keunggulan kompetitif ”, biasanya keadaan ini berkaitan dengan faktor skill, keterampilan, atau kemampuan seseorang, sesederhana apa pun kemampuan itu. Dengan berbekal skill tersebut lalu berkaryalah dia, prosesi berkarya dan akhirnya menghasilkan suatu karya, itulah prestasi. Apalagi dalam prosesi berkarya itu sendiri terkandung nilai-nilai luhur, seperti niat untuk mendapatkan atau menghasilkan sesuatu, tekad untuk mewujudkannya, lalu tekun, sabar, dan telaten dalam mewujudkannya, hingga lahirlah sebuah karya. Walhasil, hal tersebut sangat bisa untuk diberikan penilaian “sukses” dan dinyatakan telah berprestasi. Untuk mencapai suatu keberhasilan, maka diperlukan inovasi-inovasi baru berupa pengembangan suatu metode dalam proses belajar mengajar yang mengacu pada bentuk akan keberhasilan suatu prestasi. Pada dasarnya pengembangan menunjukkan pada suatu kegiatan yang menghasilkan suatu alat atau cara yang baru. 10
Berkaitan dengan hal tersebut berbagai pihak yang menganalisa dan melihat perlunya diterapkan metode baru yaitu metode hasil pengembangan yang salah satunya adalah pengembangan berlandaskan organisasi yang bersifat integrative. Oleh karenanya SD X memakai salah satu strategi, yaitu strategi belajar yang menitikberatkan keterpaduan ya ng dirancang dalam pembelajaran.
Beberapa pengembangan dalam banyak metode yang ada diantaranya adalah menggunakan metode Integrated yaitu mengintegrasikan, memasukkan, memadukan atau melebur materi-materi pelajaran yang satu dengan materi pelajaran yang lain. Berkenaan dengan hal ini lembaga SD X dalam penerapan metode integrated ini tidak melalui mata pelajaran yang terpisah-pisah. Namun harus dijalin suatu keutuhan yang meniadakan batas-batas tertentu dari masing-masing bahan pelajaran. Dalam ruang lingkup metode Integrated yang mensyaratkan kebulatan bahan pelajaran ini diharapkan juga dapat membentuk kepribadian anak didik dan juga semua aspek yang dapat pendukung. Karena pada dasarnya seseorang itu tidak cukup dinilai dari tingkat IQ saja, melainkan EQ dan SQ yang juga berperan di dalamnya, oleh karena itu dalam proses belajarnya siswa harus dirangsang untuk mengoptimalkan semua kecerdasan yang dimiliki. Sehingga nantinya diharapkan siswa lebih terampil atau mempunyai kecakapan hidup (life skill). Terampil yang dimaksud meliputi pemecahan problem secara kreatif, berfikir kritis, keterampilan kepemimpinan, perspektif global, keyakinan untuk memainkan peran penuh dan menentukan masa depan masyarakat dan kemajuan merencanakan hidup di tengah era perubahan yang luar biasa pesat.11
Dengan metode Integrated yang diterapkan oleh SD X ini yaitu karena melihat bahwa metode ini sangat efektif untuk menemukan tingkat potensi dan keterampilan dalam mendidik peserta didik. Dalam metode ini terdapat pengintegrasian mata pelajaran dalam konteks yang lebih luas dan lebih mudah dipahami, maka perlu diterapkan strategi yang efektif, dan belajar dengan cara yang menyenangkan (joyful learning) dan disenangi oleh siswa, sebagai salah satu alternatif yang bisa diterapkan dalam proses belajar mengajar. Belajar yang menyenangkan bukan hanya diartikan proses dengan membebaskan anak untuk bertindak semaunya, tetapi merupakan sebuah usaha yang mampu menyajikan suasana yang lebih menyenangkan sekaligus memberi rasa kenyamanan dalam proses belajar mengajar. Caranya bisa dengan penataan kelas yang indah, lingkungan yang nyaman dan sebagainya. SD X adalah salah satu sekolah yang termasuk dan merupakan sebuah masyarakat kecil (mini society) dan sebagai wahana pengembangan peserta didik, yang berusaha untuk menciptakan iklim pembelajaran yang demokratis (democratize instructions) agar terjadi proses belajar yang menyenangkan. Berusaha Menciptakan kesempatan untuk membawa kegembiraan dalam kegiatan mengajar dan belajar yang akan lebih menyenangkan, karena kegembiraan siswa siap belajar dengan lebih mudah dan bahkan dapat mengubah sikap negatif.12
Aset yang paling berharga dari belajar yang harus dimiliki adalah sikap positif.13 Dalam lingkungan sekolah kreativitas seorang guru sangat menentukan dalam proses belajar mengajar ketika guru mampu memerankan dirinya dan menjadikan siswanya sebagai partner dalam belajar, maka yang tercipta dalam kelas adalah rasa keakraban dan kenyamanan dengan kondisi seperti itu maka sikap-sikap positif siswa akan semakin nampak.

B. Rumusan Masalah
Penelitian yang berobjek masalah-masalah persekolahan, bertujuan untuk meningkatkan efektifitas program belajar mengajar agar tercapai prestasi belajar secara maksimal. 14
Dengan demikian maka penulis merumuskan beberapa permasalahan yang akan diangkat serta dikaji dalam penelitian ini, yaitu :
1. Bagaimanakah konsep metode Integrated diterapkan di SD X?
2. Adakah faktor penghambat dan pendukung dalam penerapan konsep metode Integrated ?
3. Bagaimanakah upaya mengoptimalkan penerapan konsep metode Integrated terhadap prestasi agama Islam di SD X?

C. Tujuan Penelitian
Terdapat beberapa tujuan dalam rangka pencapaian dalam penelitian ini. Peneliti
1. Mengetahui bagaimanakah konsep metode Integrated diterapkan di SD X
2. Mengetahui adakah faktor penghambat dan pendukung dalam penerapan metode Integrated
3. Mengetahui bagaimanakah upaya mengoptimalkan penerapan konsep metode Integrated terhadap prestasi agama Islam di SD X

D. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Institut Agama Islam Negeri X berguna sebagai bahan koleksi perpustakaan serta referensi ilmiah pada kajian keilmuan untuk pengembangan kegiatan pembelajaran.
2. Bagi penulis berguna sebagai sarana dalam menambah wawasan ilmu pengetahuan dengan berbagai pengalaman.
3. Bagi lembaga pendidikan SD X sebagai bahan masukan tentang urgensi metode Integrated dalam proses belajar mengajar serta penghayatan nilai-nilai agama Islam bagi anak didik SD X.

E. Definisi Operasional
1. Penerapan : Pelaksanaan; implementasi.15
2. Metode Integrated :
• Metode : cara yang teratur dan sistematis untuk pelaksanaan sesuatu; cara kerja.16
• Metode Integrated : Bagian terkecil dari pendekatan model pembelajaran terpadu dengan tipe Integrated (keterpaduan), yaitu tipe pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan antar bidang, menggabungkan bidang studi dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan, konsep dalam beberapa bidang studi (Fogarty, 1991 : 76).17
Metode ini merupakan suatu bentuk upaya yang diterapkan untuk menemukan potensi skill yang dimiliki oleh murid.
3. Unggul : Mental tangguh dan berpikir kreatif. 18 sementara unggul di sini adalah terdapat suatu tujuan dari pada pendidikan, bahwa ternyata murid tidak hanya cukup dengan cerdas dan pandai saja. Tetapi bagaimana murid mempunyai mental yang tangguh dan mampu berpikir kreatif dan inovatif.
4. Prestasi Pendidikan Agama Islam :
• Prestasi : Idiom prestasi boleh diidentikkan dengan “sukses”, maka prestasi atau sukses sejatinya bermakna dan bernuansa sangat relatif.19 Terdapat juga pengertian yaitu hasil yang telah dicapai.20
• Pendidikan : Pendidikan adalah serangkaian kegiatan komunikasi yang bertujuan antara manusia dewasa dengan anak didik secara tatap muka atau dengan menggunakan media dalam rangka memberikan bantuan terhadap perkembangan potensinya semaksimal mungkin, agar menjadi manusia dewasa yang bertanggung jawab. Potensi di sini adalah potensi fisik, emosi, sosial, sikap, moral, pengetahuan dan keterampilan. 21
• Pendidikan Islam adalah Rangkaian proses sistematis, terencana dan komprehensif dalam upaya mentransfer nilai-nilai kepada siswa, mengembangkan potensi yang ada pada siswa. Sehingga mampu melaksanakan tugasnya di muka bumi sebaik-baiknya sesuai dengan nilainilai Ilahiyah yang didasarkan pada Al-Qur’an dan Al-Hadist pada semua dimensi kehidupannnya.22
• Agama Islam : Pedoman dan pendorong bagi manusia untuk memecahkan berbagai masalah hidupnya, sehingga terbentuk pola motivasi.23 Sesuai dengan dasar pedoman ummat Islam yaitu Al-Qur'an dan Al-Hadist.
Dalam menentukan proses berpikir, merasa dan berbuat dan proses terbentuknya kata hati. 24
• Prestasi Pendidikan Agama Islam : Prestasi agama Islam di sini berupa pengembangan skill baik di bidang ilmu agama dan juga ilmu umum yang juga berupa skill. Bentuk pengembangan skill di sini tidak memisahkan antara agama dan ilmu yang telah ada. Karena agama Islam di sini berperan sebagai kontrol dari setiap perkembangan ilmu yang ada.
5. SD X : Adalah sekolah yang mempunyai visi dan misi untuk meluluskan siswa yang berakidah salimah, berakhlakul karimah dan berprestasi akademik tinggi yang mempunyai kemampuan dalam melakukan perubahan lingkungannya menuju kehidupan Islami berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dan menjadi lembaga dakwah berbasis pendidikan serta sekolah Islam percontohan. Sekolah ini adalah sebagai tempat penelitian pada skripsi ini. Dan yang akan menjadi objek lapangan serta bahan acuan untuk mendapatkan kebenaran objektif pada beberapa metode yang telah digunakan oleh sekolah tersebut. Lokasi ini tepatnya di X.
Jadi berdasarkan definisi yang telah ada di atas, sangat perlu penulis tegaskan bahwa dalam penelitian ini adalah proses untuk mempelajari dan meneliti serta mengetahui bentuk metode integrated untuk menjadikan anak unggul dalam prestasi agama Islam ketika diterapkan di lapangan. Sehingga prestasi agama di sini dapat menjadi bekal bagi peserta didik dan sebagai kontrol dalam kehidupan dan juga perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat. Dengan menggunakan metode ini akan mempermudah guru dalam penyampaian materi untuk mencapai target pendidikan. Adapun batasan prestasi Pendidikan Agama Islam dalam skripsi ini, penulis memfokuskan pada segi kognitifnya atau segi pengetahuan. Mengingat kompleksnya permasalahan jika semua aspek disertakan dalam penelitian ini.

F. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam pendekatan ini yang dipakai oleh penulis adalah termasuk pendekatan deskriptif kualitatif. Yaitu terdapatnya sebuah upaya pengumpulan data sebanyak-banyaknya mengenai faktor-faktor yang merupakan pendukung terhadap kualitas belajar mengajar, kemudian menganalisa faktor-faktor tersebut untuk dicari peranannya terhadap prestasi agama. Faktor-faktor yang sekiranya dapat dijadikan fokus perhatian bagi terbentuknya kualitas belajar mengajar yang baik diantaranya : guru, alat-alat pelajaran, kurikulum, metode mengajar dan siswa sendiri.
Pendekatan diantaranya yang termasuk bagian dari pendekatan deskriptif berupa survei yang merupakan cara untuk mengumpulkan data dari sejumlah unit atau individu dalam waktu (atau jangka waktu) yang bersamaan untuk mendapatkan sejumlah data lapangan.
Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, video, tape recorder, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya.26 Dalam hal ini peneliti akan terus mencari kelengkapan data yang mungkin dalam bentuk aslinya dan menelaah satu demi satu pada tiap bagian. Pada tiap keadaan di lapangan, peneliti akan senantiasa memanfaatkan kesempatan dalam penggalian data tersebut, sehingga dengan demikian peneliti dapat mengambil kesimpulan dan memandang bahwa sesuatu yang telah terjadi memang demikian keadaannya.
Penelitian ini pada hakekatnya merupakan wahana untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Kumpulan dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan pada cara berpikir dan penelitian.
2. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti dalam suatu proses penelitian sangat penting keberadaannya. Karena dengan adanya penelitilah yang akan mencari datadata konkret seperti data yang akan didapat dari buku-buku sebagai referensi, dan setelah itu peneliti akan mencoba mengkomparasikan atau bahkan memadukan serta membuktikan dengan aplikasi lapangan yang telah ditemukan. Apakah proses penerapan yang ditemukan di lapangan oleh peneliti sudah sesuai dengan teori yang ada. Sejauh mana teori tersebut mampu diterapkan dan kendala apa yang dapat menjadi penghambat dalam penerapan teori tersebut. Itulah sebabnya kenapa keberadaan peneliti menempati posisi yang sangat penting dalam suatu penelitian. Karena peneliti itulah yang akan menguak keterkaitan antara teori dan praktik di lapangan.
3. Lokasi Penelitian
Peneliti akan mengadakan penelitian SD X. Peneliti merasa adanya ketertarikan untuk melakukan penelitian di laboratorium karena di sana terdapat pengkolaborasian antar pelajaran dengan berbagai contoh yang dapat diambil dari berbagai banyak pelajaran. Maksudnya adalah di masa sekarang yang biasa diteliti di laboratorium bukan lagi monopoli satu ilmu saja, tetapi banyak bidang, termasuk penelitian bahasa dan juga bidang keagamaan yang dikolaborasikan dengan banyak mata pelajaran lain. Sesuatu yang biasa terjadi, proses pembelajaran yang terjadi di kelas akan sangat berbeda ketika siswa belajar di laboratorium. Oleh karenanya penelitian di sekolah sebenarnya lebih menarik jika kondisi pembelajarannya berada di laboratorium, dengan kondisi yang berbeda dari pada di kelas dan juga berdampak pada psikologis siswa.
4. Sumber Data
1. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
Dalam kajian ini tidak terlepas dari adanya jenis data yang akan dikumpulkan sebagai bahan kajian. Berangkat dari permasalahan skripsi ini maka jenis data yang relevan sebagai bahan kajian dalam skripsi ini adalah :
1) Data kualitatif yaitu data yang dapat diukur secara tidak langsung atau data yang tidak berbentuk angka-angka. Yang termasuk data kualitatif di sini seperti keadaan guru, karyawan, siswa, serta sarana dan prasarana.
2) Data kuantitatif data yang hanya dapat diukur secara langsung atau lebih tepatnya dapat dihitung. Yang termasuk data kuantitatif dalam data ini seperti : jumlah guru, karyawan, siswa, serta sarana dan prasarana.
b. Sumber Data Empiris
Yang dimaksud dengan sumber data pada penelitian ini adalah subjek dari mana data diperoleh. Adapun yang menjadi sumber data pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Sumber Data Primer
Sumber data primer yaitu meliputi informasi yang langsung diperoleh dari pihak yang berkaitan erat dengan perilaku responden. Dalam hal ini yang menjadi sumber data adalah : Kepala sekolah, guru, karyawan dan siswa.
2) Sumber Data Sekunder
Sedangkan untuk sumber data sekunder yaitu sumber informasi yang diperoleh dari pihak yang tidak langsung berkaitan dengan efektifitas dari penerapan metode Integrated. Data ini digali dari sekitar lokasi penerapan metode tersebut seperti : dokumentasi, buku panduan dan referensi yang mengacu pada bahan pendukung dalam pokok penelitian.
5. Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian kualitatif ini selalu harus dilakukan sendiri oleh peneliti. Peneliti sendiri di sini akan menggunakan menyusun instrumen, diantaranya adalah observasi, interview dan dokumentasi. Pada poin yang ini merupakan pekerjaan yang penting di dalam langkah penelitian. Pada menyusun instrument pengumpulan data harus ditangani secara serius agar diperoleh hasil yang sesuai dengan kegunaannya yaitu mengumpulkan variabel yang tepat.
Untuk mendapatkan data-data tersebut, penulis menggunakan beberapa teknik yaitu :
a. Observasi
Observasi sebagai suatu aktivitas yang sempit, yakni memperhatikan sesuatu dengan menggunakan mata, berupa pengamatan, menggunakan seluruh alat indera.27 Jadi observasi ini dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap. Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena yang diteliti.28 Observasi ini dilakukan untuk mendapatkan kevalidan data yang ada di lapangan. Seperti keberadaan geografis lokasi penelitian, kondisi PBM (Proses belajar mengajar) seperti lokasi pelaksanaan, sarana dan prasarana, metode yang digunakan, interaksi guru dan siswa dan juga manajemen sekolah, dan masih banyak lagi. Untuk proses ini yaitu suatu pengamatan langsung yang dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara.
b. Interview
Proses Tanya jawab dalam penelitian langsung secara lisan antara dua orang atau lebih, dengan cara bertatap muka, mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau berbagai macam keterangan. Interview biasanya juga disebut dengan wawancara atau kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari terwawancara.29 Interview atau wawancara adalah teknik pengumpulan data agar memperoleh informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden.30 Biasanya interview ini dilakukan untuk mendapatkan kelengkapan data yang diperoleh dari hasil observasi. Karena dengan observasi saja ternyata tidak cukup, dengan diadakannya interview, maka peneliti bisa lebih banyak tahu dari sumber langsung yang memang digelutinya dan berada di lingkungan tersebut.
c. Dokumentasi
Guba dan Lincoln mendefinisikan dokumen adalah segala macam bahan yang tertulis.31 Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam metode dokumentasi ini peneliti, menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah-majalah, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.32 Pengertian lebih luas, dokumen bukan hanya yang berwujud tulisan saja, tetapi dapat berupa prasasti dan simbol-simbol. Untuk dokumen yang akan diambil dalam dokumen ini biasanya tentang : Struktur organisasi, jumlah dan nama-nama pengurus, jumlah dan nama siswa, arsip pelaksanaan kegiatan yang meliputi : silabus, materi, agenda dan evaluasi kegiatan, dan dokumentasi berupa foto-foto. Dengan adanya dokumentasi ini akan menjadi bukti tersurat bukan lagi tersirat, yang menambah bukti keilmiahan pada suatu penelitian.
6. Analisis Data
Analisis data ini adalah sebuah proses lanjutan dari proses pengumpulan data yang merupakan proses upaya penataan secara sistematis dalam mencatat hasil dari pengumpulan data, seperti hasil observasi, interview dan lainnya. Semua ini dilakukan dalam rangka untuk memudahkan peneliti memahami tentang tema yang diangkat dan yang akan menjadi bahan temuan bagi orang lain.
Data yang telah didapat dari lapangan, kemudian dianalisis secara reflektif. Guba dan Lincoln (1985) mengatakan bahwa kebenaran itu hanya diperoleh dari lapangan, yaitu merefleksikan kondisi sebenarnya yang ada di lapangan tersebut.33 Dalam pengumpulan data ini harus juga didukung dalam analisis deduktif dan analisis induktif. Berfikir reflektif ini adalah berfikir dalam proses mondar-mandir secara sangat cepat antara induksi dan deduksi, antara abstraksi dan penjabaran. 34 Akan tetapi dalam proses penelitian ke depan, analisis data yang akan dipakai oleh peneliti adalah berupa analisis deduktif. Peneliti memilih analisis deduktif karena dipandang lebih efektif untuk mendapatkan data yang dibutuhkan.
7. Tahap Penelitian
Pada kelanjutan penelitian ini terdapat beberapa tahapan yang hendak dilakukan oleh peneliti. Pertama, menentukan masalah penelitian, dalam hal ini peneliti mengadakan studi pendahuluan. Kedua, Mengumpulkan data, pada tahap ini peneliti memulai dengan menentukan sumber data, yaitu buku-buku yang berkaitan dengan pencapaian prestasi dalam bidang agama Islam yang berkenaan dengan metode integrated yang telah dipakai oleh SD X untuk membantu mempermudah anak didik dalam belajar. Ketiga, tahapan ini akan diakhiri dengan penggunaan metode observasi, interview dan dokumentasi. Keempat, menganalisis data dan menyajikannya dalam sebuah kesimpulan penelitian.

G. Sistematika Pembahasan
Bab I : PENDAHULUAN
Bab I di dalamnya meliputi : latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, definisi operasional, metodologi penelitian, sistematika pembahasan.
Bab II : LANDASAN TEORI
Dalam bab ini berisikan tinjauan umum tentang Metode Integrated terhadap tinjauan Metode Integrated meliputi : Pengertian Metode Integrated, Prinsip Dasar Pembelajaran Integrated, Tujuan-tujuan Metode Integrated, Beberapa Contoh Model Integrasi, Langkahlangkah Perencanaan Pengajaran Metode Integrated, Kelebihan Dan Kelemahan Metode Integrated. Kemudian tinjauan tentang Anak Unggul Dalam Prestasi Pendidikan Agama Islam meliputi : Pengertian Anak Unggul Dalam Prestasi, Pengertian Pendidikan, Pengertian Pendidikan Agama Islam, Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam, Tujuan Pendidikan Agama Islam. Dan selanjutnya tinjauan tentang Penerapan Metode Integrated Untuk Menjadikan Anak Unggul Dalam Prestasi Pendidikan Agama Islam
Bab III : LAPORAN HASIL PENELITIAN : PENYAJIAN DATA DAN ANALISI DATA
Dalam hal ini meliputi gambaran obyek umum dan penyajian analisis data, pertama adalah Profil SD X yang meliputi Sejarah Singkat Berdirinya lembaga pendidikan SD X, latar belakang, Visi dan Misi SD X, tujuan, lokasi, Struktur Organisasi dan Kepengurusan, Keadaan Guru dan Karyawan, Keadaan Siswa, Keadaan Sarana dan Prasarana, Garis Besar Program SD X, Program-Program Kegiatan SD X, Kurikulum Yang Diterapkan di SD X, dan yang terkhir adalah analisis yang meliputi Sistem Pendidikan, Sistem FullDay, Strategi Pelaksana an Pengajaran SD X, Proses Pencapaian Quality Assurance (QA), Langkah-langkah perencanaan pengajaran terpadu dengan Memakai metode integrated, Pembuatan silabus,Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, Dokumentasi hasil ujian kelas 4 semester 1 2007-2008, 12 Jaminan Kualitas Yang Ditawarkan Oleh SD X,Jadwal Pelajaran yang mana semua kegiatan sekecil apapun masuk dalam jadwal.
Bab IV : PENUTUP DAN SARAN

Blog Archive