Skripsi Penerapan Metode Proyek Dalam Meningkatkan Aspek Psikomotorik Anak Didik Pada Pelajaran PAI Di SMPN X

(Kode PEND-AIS-0009) : Skripsi Penerapan Metode Proyek Dalam Meningkatkan Aspek Psikomotorik Anak Didik Pada Pelajaran PAI Di SMPN X

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan. 1 John Dewey mengatakan bahwa pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan yang fundamental secara intelektual, emosional kearah alam dan sesama manusia.2 Menurut Ahmad D. Marimba, pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama3. Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan penuh keinsyafan yang diajukan untuk keselamatan dan kebahagian manusia4. GBHN 1988 (BP 7 Pusat, 1990 : 105) memberikan batasan tentang pendidikan nasional sebagai berikut :
Pendidikan nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila serta Undang-undang Dasar 1945 diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa, mewujudkan manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas, dan mandiri sehingga mampu membangun dirinya dan masyarakat sekelilingnya serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.5
Untuk mencapai tujuan dari pendidikan nasional diperlukan adanya Proses Belajar-Mengajar yang mengacu pada kurikulum yang telah ditetapakan oleh pemerintah. Selain itu, untuk mencapai tujuan yang efisien dan efektif dalam proses belajar-mengajar, guru hendaknya dapat memilih strategi dan metode yang digunakan dalam memberikan transformasi ilmu terhadap anak didik.
Permasalahan yang sering kali dijumpai dalam pengajaran, khususnya pengajaran agama islam adalah bagaimana cara menyajikan materi kepada siswa secara baik sehingga diperoleh hasil yang efektif dan efisien. Disamping masalah lainnya yang juga sering didapati adalah kurangnya perhatian guru agama terhadap variasi penggunaan metode mengajar dalam upaya peningkatan mutu pengajaran secara baik.6
Didalam firman Allah dijelaskan beberapa metode yang sering digunakan Rasulullah saw dengan para sahabat-sahabatnya dan dengan musuh-musuh islam dari golongan musyrikin dan ahli kitab. Rasulullah saw menggunakan Tanya jawab dalam banyak perkara untuk sampai kepada suatu pemikiran yang ghaib (abstrak) yang sahabat-sahabatnya tidak mampu menjawabnya. Firman Allah dalam Q.S. Al-Mu’minun : 84
“Katakanlah (hai Muhammad) untuk siapakah bumi dan siapa yang ada padanya, jika kamu mengetahui”. (Q.S. Al-Mu’minun : 84)7
Dari penjelasan ayat diatas, bahwa Allah sedang berdialog dengan Nabi Muhammad perihal bumi. Artinya, Allah menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad salah satunya dengan berdialog atau yang sekarang lebih dikenal dengan metode dialog. Maka dari itu, betapa pentingnya sebuah metode dalam mentransferkan knowledge kepada orang lain. Begitu juga dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) demi tercapainya tujuan yang efisien dan efektif.
Bertitik tolak pada pengertian metode, maka yang dimaksud dengan metode pengajaran yaitu suatu cara penyampaian bahan pelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, maka fungsi metode mengajar tidak dapat diabaikan. Karena metode mengajar tersebut turut menentukan berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar dan merupakan bagian yang integral dalam suatu system pengajaran. 8 Salah satu metode pengajaran atau pembelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran, yaitu metode proyek. Metode proyek merupakan salah satu cara pemberian pengalaman belajar dengan menghadapakan anak dengan persoalan sehari-hari yang harus dipecahkan secara berkelompok. Metode proyek berasal dari gagasan Jhon Dewey tentang konsep “learning by doing” yakni proses peralihan hasil belajar dengan mengerjakan tindakan-tindakan tertentu sesuai dengan tujuannya, terutama penguasaan anak tentang bagimana melakukan sesuatu pekerjaan yang terdiri atas serangkaian tingkah laku untuk mencapai tujuan. 9
Selain itu metode proyek juga memungkinkan siswa memperluas wawasasn pengetahuan dari suatu mata pelajaran tertentu. Pengetahuan yang diperoleh siswa menjadin lebih berarti dan Kegiatan Belajar Mengajar (PBM) lebih menarik, Karena pengetahuan itu lebih bermanfaat baginya untuk lebih mengapresiasi lingkungannya, memahami, serta memecahkan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan prinsip dari metode proyek adalah membahas suatu tema ditinjau dari berbagai mata pelaaran sehingga terbentuk suatu kaitan yang serasi dan logis antara pokok bahasan mata pelajaran. 10
Metode proyek itu sendiri mempunyai 4 aspek dalam pelaksanaanya, yaitu menentukan tujuan, merencanakan, melaksanakan, dan menilai. Keempat aspek itu terdapat dalam kegiatan anak-anak guna mencapai tujuannya.11
Tujuan merupakan hal yang ingin dicapai oleh sekolah secara keseluruhan, meliputi tujuan domain kognitif, domain afektif, dan domain psikomotorik. Hal ini dicapai dalam rangka mewujudkan lulusan dalam satuan pendidikan sekolah yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Tujuan pendidikan yang berkaitan dengan aspek (domain) pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor) disebut tujuan lembaga (institusional).12
Adapun aspek psikomotorik mencakup tujuh sub kawasan dari yang tingkatan terendah hingga tingkatan yang tertinggi. Ketujuh sub kawasan tersebut adalah :
a. Perception atau persepsi. Yang dimaksud dengan persepsi di sini adalah penggunaan indera untuk memperoleh petunjuk kearah motorik.
b. Set atau kesiapan. Sub kawasan ini meliputi mental set, physical dan emotional set. Pada kawasan ini, seseorang bersedia mengambil tindakantindakan berdasarkan persepsinya terhadap stimulus atau fenomena-fenomena yang berasal dari lingkungannya.
c. Guided respon atau respon terpimpin. Pada sub kawasan respon terpimpin ini, seseorang mulai berada pada proses keterampilan yang lebih kompleks. Pada sub kawasan ini, seseorang terlibat dalam proses peniruan yang diperformansikan, selanjutnya mencoba menggunakan tanggapan dalam menangkap suatu motorik.
d. Mechanism atau mekanisme. Pada sub kawasan in, respon-respon yang telah dipelajari oleh seseorang telah berubah menjadi kebiasaan-kebiasaan dan gerakan-gerakan yang ditampilkan, dilakukan dengan penuh kepercayaan dan kemahiran.
e. Complex overt respon atau respon nyata yang kompleks. Pada sub kawasan ini, seseorang yang lagi belajar melakukan gerakan dengan mudah disamping mempunyai kontrol yang baik. Kadar motorik pada sub kawasan ini relatif cukup tinggi. Sebab gerakan-gerakan pada sub kawasan ini relatif cepat, cermat termasuk pada hal-hal yang rumit dan tepat meskipun disertai dengan energi yang minimal.
f. Adaptation atau penyesuaian. Yang dimaksud dengan penyesuian adalah sebuah keterampilan dimana seseorang dapat mengolah gerakan hingga sesuai dengan tuntutan kondisioanal dan situasional, termasuk yang problematik sekalipun.
g. Origination atau penciptaan. Sub kawasan penciptaan ini termasuk paling tingkatannya dibandingkan dengan sub kawasan-sub kawasan sebelumnya, oleh karena unsur kreativitas sudah masuk disini. Performansi seseorang yang belajar pada sub kawasan ini umumnya ditandai dengan hal-hal yang serba baru, misalnya membuat pola-pola baru, merancang hal-hal baru. 13
Dalam pembahasan materi PAI, ada beberapa istilah kunci yang seringkali digunakan secara rancu. Diantara istilah tersebut yang paling mendasar adalah Pendidikan Agama Islam (PAI), pendidikan Islam, dan pendidikan Keislaman.
Kerancuan tersebut utamanya karena tidak jelasnya batasan yang diberikan pada masing-masing istilah sehingga pada suatu saat digunakan untuk mengacu pada makna yang sama, pada saat yang lain digunakan untuk mengacu pada makna yang berbeda, dan pada saat yang lain lagi digunakan secara “interchangeable”, saling dipertukarkan. Ketidak jelasan tersebut dikarenakan ketiganya secara mendasar memiliki tujuan akhir yang sama, yakni membentuk manusia muslim yang diidealkan.14
Dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) di sekolah saat ini, tipe hasil belajar kognitif lebih dominan jika dibandingkan dengan tipe hasil belajar bidang afektif dan psikomotorik. Sekalipun demikian tidak berarti bidang afektif dan psikomotorik diabaikan sehingga tak perlu dilakukan penilaian. Terutama pada bidang atau aspek psikomotorik yang selama ini lebih banyak mendapat porsi yang sedikit dalam Proses Belajar Mengajar (PBM).
Yang menjadi persoalan ialah bagaimana menjabarkan tipe hasil belajar tersebut sehingga jelas apa yang seharusnya dinilai. Utamanya tipe ranah psikomotorik berkenaan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah ia menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ini sebenarnya tahap lanjutan dari hasil belajar afektif yang baru tampak dalam kecenderungan untuk berperilaku.
Maka dari itu, di era global seperti sekarang ini yang tidak hanya sebatas kemampuan kognitif saja yang dibutuhkan dalam mencetak anak didik yang berguna bagi masa depannya dan berguna bagi agama, negara, dan bangsa, akan tetapi kemampuan afektif dan psikomotorik juga sangat dibutuhkan. Maka dari itu, kami mencoba mengkorelasikan salah satu dari ranah tersebut, khususnya ranah psikomotorik dengan materi PAI demi mencapai anak didik yang berkualitas.
Telah kita ketahui bersama bahwa Pendidikan Agama Islam (PAI) tidak hanya terbatas pada ilmu-ilmu ke-Islaman semata, tetapi juga ilmu lain yang dapat membantu pencapaian keberagaman islam secara komprehensif. Hal ini berarti akan meliputi materi yang diantaranya, tercakup dalam bahasan ilmu-ilmu :
Tauhid (Aqidah), Fiqh (Ibadah), Akhlaq, Studi Al-Qur’an dan Hadis, Bahasa Arab, dan Tarikh Islam. Dengan mempelajari materi yang tercakup dalam ilmuilmu tersebut, diharapkan keberagaman peserta didik, yang tercermin dalam dimensi-dimensinya, akan berkembang dan meningkat sesuai dengan yang diidealkan. 15
Dari beberapa pemaparan diatas, diperlukan upaya-upaya maksimal, dengan memanfaatkan sebaik-baiknya Proses Belajar Mengajar (PBM) dalam membentuk manusia yang insanul kamil serta untuk mencapai tiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Salah satunya dengan menerapkan metode proyek dalam meningkatkan aspek psikomotorik pada materi PAI di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) X adalah salah satu lembaga pendidikan menengah pertama yang tetap konsisten dalam memperhatikan perkembangan siswa, terutama dalam aspek psikomotoriknya.
Sehingga begitu anak didik keluar dari Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) X untuk memasuki jenjang pendidikan selanjutnya yaitu Sekolah menengah Atas (SMA), anak didik dapat meningkatkan motoriknya dan mempunyai pondasi ke-Islaman yang kuat.
Dari pemaparan diatas, maka penulis mengangkat judul :
“Penerapan Metode Proyek Dalam Meningkatkan Aspek Psikomotorik Anak Didik Pada Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) X”.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, yang menjadi rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana konsep metode proyek dalam meningkatkan aspek psikomotorik anak didik pada PAI ?
2. Bagaimana penerapan metode proyek dalam meningkatkan aspek psikomotorik anak didik pada PAI di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) X ?
3. Apa kendala-kendala yang dihadapi SMPN X dalam menerapkan metode proyek dalam meningkatkan aspek psikomotorik anak didik pada PAI?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui konsep metode proyek dalam meningkatkan aspek psikomotorik anak didik pada PAI.
2. Untuk mengetahui penerapan metode proyek dalam meningkatkan aspek psikomotorik anak didik pada PAI di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) X.
3. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi SMPN X dalam menerapkan metode proyek dalam meningkatkan aspek psikomotorik anak didik pada PAI.

D. Manfaat Penelitian
Berpijak dari rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk memberikan informasi tentang konsep metode proyek dalam meningkatkan aspek psikomotorik anak didik pada PAI.
2. Memberikan informasi tentang sejauh mana penerapan metode proyek dalam meningkatkan aspek psikomotorik anak didik pada PAI di SMPN X.
3. Sebagai evaluasi terhadap lembaga pendidikan tersebut dalam hal penerapan metode proyek dalam meningkatkan aspek psikomotorik anak didik pada PAI sekaligus memberikan pandangan solutif terkait program tersebut.

E. Batasan Masalah.
Dalam penelitian ini, kami hanya membatasi pada masalah konsep metode proyek dalam meningkatkan aspek psikomotorik anak didik pada PAI, penerapan metode proyek dalam meningkatkan aspek psikomotorik pada PAI di SMPN X, dan kendala-kendala yang dihadapi SMPN X dalam menerapakan metode proyek dalam meningkatkan aspek psikomotorik anak didik pada PAI.
Sedangkan pada materi Pend idikan Agama Islam (PAI) sendiri kami hanya membatasi pada sub pokok bahasan studi Al Qur'an, terutama dalam hal BTQ (Baca Tulis Al Qur'an). Karena hal ini merupakan pondasi awal bagi anak didik untuk lebih mengenal Pedidikan Agama Islam (PAI) lebih mendalam.

F. Definisi Operasional
a. Metode
Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu. 16
b. Metode Proyek
Secara etimologi proyek berarti rencana pekerjaan dengan sasaran khusus (pengairan, pembangkit tenaga listrik, dan sebagainya) dan dengan saat penyelesaian yang tegas.17
Sedangkan ditinjau dari segi epistimologi metode proyek merupakan metode pengajaran yang digunakan untuk memantapkan pengetahuan yang telah diajarkan dengan menerapkannya kedalam aspek kehidupan. Peserta didik diminta untuk menghubungkan sebanyak mungkin pengetahuan yang ia peroleh dengan masalah-masalah atau aspek kehidupan yang dihadapi. 18
Adapun prinsip dari metode proyek adalah membahas suatu tema ditinjau dari berbagai mata pelaaran sehingga terbentuk suatu kaitan yang serasi dan logis antara pokok bahasan mata pelajaran. 19
c. Aspek Psikomotorik
Aspek psikomotor mencakup segi keterampilan anggota badan dan kefasihan lisan serta pengalaman ajaran Islam secara nyata. Penilaian terhadap aspek ini di titik beratkan pada pelaksanaan ibadah serta kemampuan membaca Al-Qur’an. Dalam hal ini sangat ditekankan kepada kemampuan peserta didik untuk meniru, lancar, fasih, luwes dalam ucapan dan gerakan.
Bidang dalam domain psiko-motorik antara lain :
1) Keterampilan
2) Kemampuan
3) Kebiasaan dan ketrampilan fisik. 20

G. Metode Penelitian.
Metode penelitian dalam skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Pendekatan dan jenis penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian deskriptif yaitu suatu penelitian sekedar untuk menggambarkan suatu variabel yang berkenaan dengan masalah yang diteliti tanpa mempersoalkan hubungan antar variabel. 21
Sedangkan menurut Menurut Bogdan dan Tylor yang dikutip oleh Lexy, penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. 22
Penelitian deskriptif ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. 23
Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif yang berlandaskan fenomenologi. Peneliti dalam pandangan fenomenoogis berusaha memahami arti peristiwa dan kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi-situas tertentu. Adapun phenomenologis adalah fenomenafenomena yang terjadi atau realita yang ada di lapangan penelitian, yang berkaitan dengan metode proyek dalam meningkatkan aspek psikomotorik anak didik pada PAI di SMPN X dan kendala-kendala yang dihadapi SMPN X dalam menerapkan metode proyek dalam meningkatkan aspek psikomotorik anak didik pada PAI.
2. Lokasi Penelitian
Peneliti sengaja memilih SMPN X sebagai lokasi penelitian, karena SMPN X merupakan salah satu lembaga yang tetap eksis dengan standar nasional dan mampu mencetak out put yang berwawasan luas serta bersaing ditingkat daerah maupun tingkat nasional. Sesuai dengan topik yang penulis ajukan yaitu, “Penerapan Metode Proyek Dalam Meningkatkan Aspek Psikomotorik Anak Didik pada PAI”, maka diharapkan peneliti menemukan hal-hal baru dan bermakna disekolah ini.
3. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subyek dari mana data diperoleh. 24 Menurut Lofland dan Lo fland, sumber data yang utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya seperti sumber data tertulis, foto dan statistik merupakan data tambahan sebagai pelengkap atau penunjang data utama.25
Data utama diperoleh dari informan, yakni orang-orang yang terlibat langsung dalam kegiatan yang menjadi fokus penelitian, maupun yang mengetahui atau memiliki otoritas terkait dengan kegiatan tersebut. Data utama adalah kepala sekolah, pendidik atau guru dan anak didik. Sedangkan data pendukung adalah orang yang merasakan langsung terhadap proses pembelajaran yang ada di SMPN X, seperti : anak didik dan karyawan. Sesuai dengan klasifikasi data yang telah dikemukakan diatas, maka sumber data penelitian ini diperoleh dari :
a. Kata-kata dan Tindakan
Kata-kata dan tindakan ini diperoleh peneliti dengan melakukan pengamatan dan wawancara terhadap pihak-pihak terkait yang meliputi :
kepala sekolah, guru, dan anak didik di SMPN X. Sedangkan untuk anak didik, kami lebih me mfokuskan pada anak didik kelas VIII.
b. Sumber tertulis
Meskipun sumber tertulis merupakan sumber kedua atau tambahan akan tetapi hal ini tidaklah dapat diabaikan. Dilihat dari segi sumber data bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip dan dokumen pirbadi, serta dokumen resmi yang berkaitan dengan penerapan metode proyek dalam meningkatkan aspek psikomotorik anak didik pada PAI di SMPN X.26
4. Tehnik Pengumpulan Data.
a. Observasi
Observasi adalah tehnik pengambilan data yang mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian, perilaku tak sadar, kebiasaan, dan sebagainya. Pengamatan memungkinkan pengamat untuk melihat dunia sebagaimana dilihat oleh subyek penelitian, hidup saat itu, menangkap arti fenomena dari segi pengertian subyek, menangkap kehidupan budaya dari segi pandangan dan panutan para subyek pada keadaan waktu itu. Pengamatan memungkinkan peneliti merasakan apa yang dirasakan dan dihayati oleh subyek sehingga memungkinkan pula peneliti menjadi sumber data. Pengamatan memungkinkan pembentukan pengetahuan yang diketahui bersama, baik dari pihaknya maupun dari pihak subyek.27
Metode ini, peneliti gunakan untuk mengadakan pengamatan mengenai : lokasi letak gedung SMPN X, sarana dan prasarana lainnya yang mendukung keberadaan SMPN X dalam menerapakan metode proyek dalam meningkatkan aspek psikomotorik anak didik pada PAI.
b. Wawancara
Menurut S. Margono, wawancara (interview) adalah alat pengumpul informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Ciri utama interview adalah kontak langsung antara pencari informasi (interviewer) dan sumber informasi (interviewee).28
Wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara tersrtuktur dengan memakai pedoman wawancara sebagai alat bantu untuk memperjelas alur pembahasan. selain peneliti juga melakukan wawancara yang bersifat informal terhadap pihak-pihak yang memiliki relevansi informasi dengan rumusan masalah. Hal ini dilakukan untuk lebih memperoleh data yang lengkap tentang informasi-informasi yang ada kaitannya dengan rumusan masalah.
Metode ini peneliti gunakan untuk memperoleh data mengenai SMPN X dan proses penerapan metode proyek dalam meningkatkan aspek psikomotorik anak didik pada PAI.
c. Dokumentasi
Ialah pengambilan data yng diperoleh melalui dokumendokumen, terutama aesip-arsip, buku-buku tentang pendapat teoriteori, dalil, hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan penelitian. 29 Metode ini peneliti gunakan untuk memperoleh data mengenai struktur kepengurusan, jumlah pegawai, jumlah peserta didik dan perkembangan-perkembangan yang dicapai oleh SMPN X.
5. Analisis Data
Proses analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara simultan dengan pengumpulan data, artinya peneliti dalam mengumpullkan data juga menganalisis data yang diperoleh dilapangan.
Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam analisis data ini, adalah sebagai berikut :
a. Reduksi Data
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian, penyederhanaan, pengabstrakan dan transparansi data kasar yang muncul dari catatan lapangan. Oleh karena itu langkah-langkah yang dilakkukan oleh peneliti aalah kemudian menyederhankan dan mengabstrasikan. Dalam reduksi data ini, peneliti melakukan proses living in (data yang terpilih) dan living out (data yang terbuang) baik dari hasil pengamatan, wawancara maupun dokumentasi di SMPN X.
b. Sajian Data (display data)
Sajian data merupakan suatu proses pengorganisasian data sehingga mudah dianalisis dan disimpulkan. Penyajian data dalam penelitian ini berbentuk uraian narasi serta dapat diselingi dengan gambar, skema, matriks, tabel, rumus, dan lain-lain. Hal ini disesuaikan dengan jenis data yang terkumpul dalam proses pengumpulan data, baik dari hasil observasi, wawancara, maupun studi dokumentasi di SMPN X.
c. Verifikasi dan Simpulan Data
Verifikasi data dan simpulan merupakan *** BAGIAN INI SENGAJA TIDAK DITAMPILKAN ***

H. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan dalam skripsi ini meliputi :
Bab pertama, memuat pendahuluan yang meliputi : latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, batasan masalah, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab kedua, memuat landasan teori yang meliputi : pertama, konsep metode proyek, terdiri dari : pengertian merode proyek, langkah-langkah penerapan metode proyek. Kedua, Konsep aspek psikomotorik, beberapa tingkatan aspek psikomotorik. Ketiga, metode proyek dalam meningkatkan aspek psikomotorik anak didik pada PAI.
Bab ketiga, menjelaskan tentang Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) X, penerapan metode proyek dalam meningkatkan aspek psikomotorik dan kendala-kendala yang duhadapi Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) X dalam menerapkan metode proyek dalam meningkatkan aspek psikomotorik anak didik pada PAI.
Bab keempat, memuat simpulan dan saran.

Blog Archive