BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
Pada praktikum pemeriksaan kadar glukosa yang dilakukan pada Tn. B dengan jenis kelamin laki-laki, umur 32 tahun pada hari senin tanggal 26 september 2005 dihasilkan data sebagai berikut :
Hasil pengamatan perubahan warna :
2. Perhitungan
Kadar kreatinin sampel (mg/dl)
Diket : A1 = 0,096
A2 = 0,105
A Std = 0,006
A Sampel = A2 - A1
= 0,105 - 0,096 = 0,009
Kadar kreatinin sampel =
=
= 3 mg/dl
Kadar kreatinin serum patologis (mg/dl)
Diket : A1 = 0,087
A2 = 0,096
A Std = 0,006
A Serum Patologis = A2 - A1
= 0,096- 0,087 = 0,009
Kadar kreatinin serum patologis =
=
= 3 mg/dl
3. Pembahasan
Pelaksanaan praktikum dilakukan pada Tn. B berumur 32 tahun. Cara pertama yang dilakukan adalah mengambil darah Tn. B melalui vena (vena mediana cubiti) sebanyak 3 cc. Kemudian darah dimasukkan ke dalam Effendorf yang berisi EDTA. Selanjutnya darah yang berada dalam Effendorf dicampur sampai larut agar tidak lisis.
Disediakan tabung reaksi 2 buah., kemudian diberi label SPL dan SP, untuk tabung STD disediakan oleh pembimbing. Tabung SPL dan SP masing-msing diberi working reagen sebanyak 3000 l.
Darah sampel yang berada di Effendorf disentrifus selama 10 menit dengan sentrifugator pada kecepatan 4000 rpm. Hasil berupa gumpalan darah dibawah dan plasma berwarna kekuningan jernih dibagian atas. Plasma diambil dari mikro pipet sebanyak 300 l dan ditambahkan pada tabung berlabel SPL campur hingga homogen dan reagen serum patologis diambil sebanyak 300 l, ditambahkan pad tabung berlabel SP campur hingga homogen. Masing-masing diukur absorbansinya tepat 20 detik dibaca semua pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 490 nm (A1) kemudian tepat 80 detik dibaca absorbansi (A2) untuk masing-masing tabung reaksi.
Hasil pengukuran absorbansi reagen standar adalah 0,006, reagen sampel adalah 0,009, reagen serum patologis adalah 0,009 sedangkan kadar keratinin sampel adalah 3 mg/dl, kadar keratin serum patologis 3 mg/dl.
Hasil perhitungan kadar serum sampel tersebut jika dibanding dengan nilai normal pada pria, yaitu 0,6 - 1,1 mg/dl adalah tinggi. Hal ini kemungkinan karena ada kesalahan, yaitu lama sentrifuge ke pemeriksaan waktu 50 menit, yaitu dari jam 16.00 s/d 16.50 WIB, pada saat pencampuran ke kuvet antara reagen dari plasma kurang homogen, pada saat pemindahan pada kuvet masih ada sisa, spektrofotometer yang kurang valid (karena sering terlalu sering dipakai), hasil probandus tinggi.
(SORRY RUMUS HILANG, SUSAH SIH BIKINNYA HUE HE HE ASAL JANGAN DIGANTI DENGAN RUMUS KODE BUNTUT YA?)
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
Pada praktikum pemeriksaan kadar glukosa yang dilakukan pada Tn. B dengan jenis kelamin laki-laki, umur 32 tahun pada hari senin tanggal 26 september 2005 dihasilkan data sebagai berikut :
LARUTAN | ABSORBANSI | ^A |
Reagen Standar (STD) | 0,006 | |
Reagen Sampel (SPL) | A1 = 0,096 A2 = 0,105 | 0,105 - 0,096 = 0,009 |
Reagen Sampel Patologis (SP) | A1 = 0,087 A2 = 0,096 | 0,096 - 0,087 = 0,009 |
Hasil pengamatan perubahan warna :
LARUTAN | WARNA AWAL | WARNA AKHIR |
Reagen Standar (STD) | ||
Reagen Sampel (SPL) | Kuning pekat | Kuning jernih |
Reagen Sampel Patologis (SP) | Kuning pekat | Kuning jernih |
2. Perhitungan
Kadar kreatinin sampel (mg/dl)
Diket : A1 = 0,096
A2 = 0,105
A Std = 0,006
A Sampel = A2 - A1
= 0,105 - 0,096 = 0,009
Kadar kreatinin sampel =
=
= 3 mg/dl
Kadar kreatinin serum patologis (mg/dl)
Diket : A1 = 0,087
A2 = 0,096
A Std = 0,006
A Serum Patologis = A2 - A1
= 0,096- 0,087 = 0,009
Kadar kreatinin serum patologis =
=
= 3 mg/dl
3. Pembahasan
Pelaksanaan praktikum dilakukan pada Tn. B berumur 32 tahun. Cara pertama yang dilakukan adalah mengambil darah Tn. B melalui vena (vena mediana cubiti) sebanyak 3 cc. Kemudian darah dimasukkan ke dalam Effendorf yang berisi EDTA. Selanjutnya darah yang berada dalam Effendorf dicampur sampai larut agar tidak lisis.
Disediakan tabung reaksi 2 buah., kemudian diberi label SPL dan SP, untuk tabung STD disediakan oleh pembimbing. Tabung SPL dan SP masing-msing diberi working reagen sebanyak 3000 l.
Darah sampel yang berada di Effendorf disentrifus selama 10 menit dengan sentrifugator pada kecepatan 4000 rpm. Hasil berupa gumpalan darah dibawah dan plasma berwarna kekuningan jernih dibagian atas. Plasma diambil dari mikro pipet sebanyak 300 l dan ditambahkan pada tabung berlabel SPL campur hingga homogen dan reagen serum patologis diambil sebanyak 300 l, ditambahkan pad tabung berlabel SP campur hingga homogen. Masing-masing diukur absorbansinya tepat 20 detik dibaca semua pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 490 nm (A1) kemudian tepat 80 detik dibaca absorbansi (A2) untuk masing-masing tabung reaksi.
Hasil pengukuran absorbansi reagen standar adalah 0,006, reagen sampel adalah 0,009, reagen serum patologis adalah 0,009 sedangkan kadar keratinin sampel adalah 3 mg/dl, kadar keratin serum patologis 3 mg/dl.
Hasil perhitungan kadar serum sampel tersebut jika dibanding dengan nilai normal pada pria, yaitu 0,6 - 1,1 mg/dl adalah tinggi. Hal ini kemungkinan karena ada kesalahan, yaitu lama sentrifuge ke pemeriksaan waktu 50 menit, yaitu dari jam 16.00 s/d 16.50 WIB, pada saat pencampuran ke kuvet antara reagen dari plasma kurang homogen, pada saat pemindahan pada kuvet masih ada sisa, spektrofotometer yang kurang valid (karena sering terlalu sering dipakai), hasil probandus tinggi.
(SORRY RUMUS HILANG, SUSAH SIH BIKINNYA HUE HE HE ASAL JANGAN DIGANTI DENGAN RUMUS KODE BUNTUT YA?)