Skripsi Komunikasi Sebagai Proses Akulturasi Budaya Kaum Urban (Studi Pada Masyarakat Di Kelurahan X)

(Kode ILMU-KOM-0008) : Skripsi Komunikasi Sebagai Proses Akulturasi Budaya Kaum Urban (Studi Pada Masyarakat Di Kelurahan X)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Kekuatan pembaharuan yang selama ini menjadi momok masyarakat tetapi tidak mungkin dihindari ialah sentuhan budaya (kultural encounters). Definisi kebudayaan/budaya adalah “keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar”. Pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang komunikasi, telah memperlancar mobilitas penduduk serta komunikasi yang mendorong peningkatan intensitas kontak-kontak budaya, secara langsung maupun tidak langsung. Asumsi dasarnya adalah komunikasi merupakan proses budaya. Artinya, komunikasi yang ditujukan pada orang atau kelompok lain tak lain adalah sebuah pertukaran kebudayaan /percampuran/akulturasi.1.
Adapun judul penelitian diatas mengangkat masalah-masalah perilaku komunikasi dengan interaksi tentang percampuran/akulturasi kebudayaan pada masyarakat pendatang/kaum urban terhadap masyarakat setempat di kelurahan X kecamatan X. Sebuah percampuran atau akulturasi kebudayaan tersebut sering kali membawa dampak yang positif maupun negatif yang dapat mempengaruhi aktivitas keseharian masyarakat setempat.
Dengan demikian masyarakat pendatang tersebut juga bisa dikatakan sebagai masyarakat urban, dalam artian mereka datang dari daerah tempat tinggal masing-masing menuju daerah yang mempunyai daya tarik ekonomi. Dalam hal ini kelurahan X kecamatan X. Masyarakat urban, kebanyakan tinggal di tempat tinggal yang dikontrakan. Namun tidak sedikit juga dari masyarakat urban yang tersebut sudah mampu membeli tanah, membangun rumah dan secara administratif mereka sudah terdaftar menjadi bagian dari masyarakat kelurahan X kecamatan X. Dengan demikian proses komunikasi antara masyarakat urban dengan masyarakat setempat biasa terjadi. Komunikasi yang terjadi antara masyarakat urban dengan masyarakat setempat merupakan komunikasi antar budaya. Oleh karena antara komunikator dan komunikan berasal dari kebudayaan yang berbeda.
Fenomena yang sering muncul, yang terkait dengan komunikasi antar budaya adalah sebuah aktifitas komunikasi yang terjadi antara masyarakat urban dengan masyarakat setempat dalam kehidupan kesehariannya. Seperti ketika ada suatu acara perkumpulan (acara tahlil, rapat RT dan lain-lain), dalam acara itu tentu terjadi aktifitas komunikasi. Ketika dalam acara tersebut akan menentukan suatu kebijakan mengenai rencana untuk hari peringatan kemerdekaan tujuh belas Agustus, suara dari masyarakat urban ini kurang mendapat perhatian dari masyarakat setempat. Bahkan tidak jarang muncul ungkapan yang menyudutkan keberadaan dari masyarakat urban. Ungkapan-ungkapan yang menyudutkan itu misalnya, hala atase pendatang ae, setuju ae (orang cuma pendatang saja, setuju saja).
Dalam kehidupan masyarakat, manusia tidak bisa melepaskan diri dari aktifitas komunikasi. Apalagi masyarakat tersebut bertempat tinggal bersama dan mendiami suatu daerah tempat tinggal. Dalam kaitan komunikasi antar budaya, komunikasi antara masyarakat urban dengan masyarakat setempat sudah tampak jelas memperlihatkan bahwa komunikasi yang terjadi melibatkan dua unsur budaya yang berbeda. Masyarakat urban dengan latar belakang budaya dari daerah tempat asalnya dan masyarakat setempat de ngan latar belakang budaya daerah setempat. Kebudayaan dapat diartikan sebagai keseluruhan kebiasaan, nilai, pemaknaan, penggambaran (image), struktur aturan, pemrosesan informasi, dan pengalihan konvensi, pikiran, perbuatan, dan perkataan yang dibagikan diantara para anggota suatu sistem sosial dan kelompok sosial dalam suatu masyarakat. Komunikasi yang terjadi dengan latar belakang budaya yang berbeda, tak jarang hal ini menimbulkan kesalahpahaman dalam proses komunikasinya. Demikian juga dengan komunikasi yang terjadi antara masyarakat urban dan masyarakat setempat di kelurahan X kecamatan X. Sebagai masyarakat setempat mereka merasa lebih berhak atas apa saja mengenai daerahnya, dan sebagai masyarakat urban, tak jarang mereka dia nggap “sebelah mata” oleh masyarakat setempat.
Penelitian ini memilih judul komunikasi sebagai proses akulturasi budaya kaum urban di kecamatan X (studi pada masyarakat kelurahan
X kecamatan X), dengan alasan bahwa penelitia n ini ingin mengungkap bagaimana komunikasi antara masyarakat urban dengan masyarakat setempat. Selain itu, pemilihan judul ini juga ingin menjelaskan sampai sejauh mana pengaruh yang diberikan dengan adanya akulturasi budaya oleh masyarakat urban terhadap masyarakat setempat.
Judul komunikasi sebagai proses akulturasi budaya kaum urban di kecamatan X (studi pada masyarakat kelurahan X kecamatan X) ini terinspirasi dari sering nampaknya fenomena-fenomena atau kejadian-kejadia n yang sering muncul dalam kehidupan bermasyarakat antara masyarakat urban dengan masyarakat setempat. Dalam kehidupan bersama yang menghuni suatu wilayah dalam hal ini kelurahan X, antara urban dengan masyarakat setempat terkadang muncul ketidak selarasan, kesalahpahaman, atau ketidakkompakan. Dalam kehidupan, hal ini adalah sesuatu yang wajar, dan biasa terjadi dalam kehidupan. Perbedaanperbedaan yang lahir dari kehidupan bersama tak bisa dihindarkan, karena hal itu merupakan suatu anugerah dari sang pencipta kehidupan. Yang terpenting bagi peneliti adalah bagaimana cara peneliti mengelolah berbagai masalahmasalah itu bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan.
Sebuah percampuran yang terjadi pada dua kebudayaan yang berbeda seperti yang terjadi pada masyarakat kelurahan X merupakan sebuah permasalahan yang dapat menciptakan adanya perubahan kebudayaan yang sudah ada turun temurun semenjak dahulu tercampur oleh kebudayaan yang dibawa oleh para kaum urban yang menetap disana.
Intensitas interaksi keseharian begitu rapat sehingga menunjang terjadinya percampuran kebudayaan yang tidak dapat terbendung lagi.
Bagi peneliti sebuah komunikasi dalam proses akulturasi budaya sangatlah menjadi perhatian yang penting. Karena dis ana terdapat berbagai ragam interaksi yang terjadi dan memungkinkan dapat terciptanya sebuah integrasi nasional.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana perilaku komunikasi kaum urban dalam proses akulturasi budaya di Kelurahan X Kecamatan X ?
2. Sejauh mana proses akulturasi budaya kaum Urban di Kelurahan X Kecamatan X dalam berkomunikasi dengan masyarakat setempat?

C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui dan menjelaskan bagaimana proses akulturasi budaya kaum urban di Kelurahan X Kecamatan X ?
2. Mengetahui sejauh mana proses akulturasi budaya kaum urban di Kelurahan X Kecamatan X dengan budaya setempat ?

D. Manfaat Penelitian
1. Dengan hasil penelitian ini diharapkan komunikasi dalam proses akulturasi budaya yang terjadi di masyarakat kita dapat terjalin baik tanpa adanya konflik-konflik sosial budaya yang dapat menjadi cikal bakal munculnya disintegrasi budaya.
2. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat sebagai motivasi agar masyarakat tetap mencintai dan melestarikan budaya-budaya yang menjadi identitas bangsa.

E. Definisi Konsep
1. Komunikasi
Komunikasi dalam bahasa inggris adalah communication berasal dari kata latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti Sama. Sama disini maksudnya adalah Sama Makna. Komunikasi tidak lain merupakan sebuah interaksi. Kesepakatan atau kesepahaman dibangun melalui sesuatu yang berusaha bisa dipahami bersama sehingga interaksi berjalan dengan baik. Secara ideal, tujuan komunikasi bisa menghasilkan kesepakatan-kesepakatan bersama terhadap ide atau pesan yang disampaikan.
Ada dua jenis komunikasi, yaitu verbal dan non verbal, komunikasi verbal meliputi kata-kata yang diucapkan atau tertulis, sedangkan komunikasi non verbal meliputi bahasa tubuh. Menurut Wilbur Schramm, seorang ahli komunikasi kenamaan menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of reference), yakni paduan pengalaman dan pengertian (collection of experience and meanings) yang pernah diperoleh komunikan.2 Keterkaitan komunikasi disini adalah interaksi yang terlibat dalam proses percampuran kebudayaan kaum urban dengan masyarakat setempat atau masyarakat X.
2. Akulturasi Budaya
Akulturasi adalah proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsurunsur dari suatu kebudayaan asing, sehingga unsur -unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu.
Misalnya, masyarakat pendatang berkomunikasi dengan masyarakat setempat dalam acara syukuran, secara tidak langsung masyarakat pendatang berkomunikasi berdasarkan kebudayaan tertentu milik mereka untuk menjalin kerja sama atau mempengaruhi kebudayaan setempat tanpa menghilangkan kebudayaan setempat.
3. Urbanisasi dan Masyarakat Urban
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup bersama dalam suatu periode waktu tertentu, mendiami suatu daerah dan pada akhirnya mulai mengatur diri mereka sendiri menjadi suatu unit sosial yang berbeda dari kelompok-kelompok yang lain. Setiap anggota-anggota masyarakat menganut suatu kebudayaan, kebudayaan dan masyarakat tidak mungkin hidup terpisah satu sama lain. Di dalam sekelompok masyarakat akan terdapat suatu kebudayaan.
Urbanisasi terjadi apabila sejumlah besar orang meninggalkan daerah-daerah pertanian (desa) dan bertempat tinggal di perkotaan. Proses Urbanisasi ini dimulai karena adanya keinginan untuk mencari pekerjaan dan mendirikan rumah-rumah di kota-kota.3 Menurut peneliti dari intensitas aktivitas keseharian tersebut percampuran sering kali tercipta dan memungkinkan dapat terciptanya kebudayaan baru hasil dari percampuran kebudayaan kaum urban dengan kebudayaan setempat. Dalam konteks itulah proses urbanisasi yang meniscayakan pertukaran budaya (cultural share), persilangan, dan persenyawaan budaya selalu menarik untuk dilihat terkait dengan bergesernya modus individu dan masyarakat yang ingar-bingar tampil dalam kota-kota besar sebagai hasil dari proyeksi modernitas.4
Masyarakat urban adalah sekelompok masyarakat yang meninggalkan daerah asalnya dan mendiami suatu daerah baru yang lebih modern dan pada akhirnya mulai mengatur diri mereka sendiri menjadi suatu unit sosial yang berbeda dari kelompok-kelompok yang lain.

F. Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika pembahasan dalam penelit ian ini terdiri atas enam bab dengan susunan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini menyajikan: konteks penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep dan sistematika pembahasan.
BAB II : KERANGKA TEORITIK
Pemaparan teori Harold Lasswell, Zimmermann, dan Bauer sebagai pisau bedah bagi judul penelitian (Komunikasi sebagai proses akulturasi budaya kaum urban di Kelurahan X Kecamatan X)
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini mencakup pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, jenis dan sumber data, tahap -tahap penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan teknik pemeriksaan keabsahan data.
BAB IV : PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
Hasil-hasil penelitian berupa data-data mengenai “komunikasi sebagai proses akulturasi budaya kaum urban di Kelurahan X Kecamatan X” disajikan dan dianalisis
BAB V : PENUTUP
Dalam penutup berisikan kesimpulan, kritik dan saran penulis.

Blog Archive