Proposal skripsi Kesehatan, Tirah Baring

DAFTAR PUSTAKA


 


 

1. Lynda Juall Carpenito, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, Edisi II

Penerbit Buku Kedokteran EGC.

2. W.KAHLE.H.LEON HARDT.W PLAZER.Penerbit buku Kedokteran

Oleh Helmut Leonhardt Alih Bahasa : Dr. H. TONANG.

3. P.J.M Stevens. ,G.I.Almekinders, F. Bordui, J.Caris, W.E.Vander Meer,

J.A.G.Vander Weyde. Ilmu Keperawatan Jilid I Edisi II Penerbit EGC.

4. Maklebust,J. & Magnan, M. (1991) Approaches to pasient and family education

for pressure ulser management decubitus.

5. Charpter, Personal Higiene, Penerbit EGC.


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

BAB I

PENDAHULUAN


 

A Latar Belakang.

Tirah baring diartikan sebagai tinggal ditempat tidur untuk jangka waktu yang lama dan diharuskan. Kata "istirahat" berkenaan dengan hal ini agak kurang tepat karena kita selalu berfikiran bahwa ini diartikan dengan istirahat malam yang baik. Pada tirah baring sebenarnya bukan sesuatu yang dilakukan dengan sukarela.Individu tak secara wajar berfungsi diluar tempat tidur ini sebagai akibat dari berbagai gangguan fungsi ( gerak, bernafas, pengendalian syaraf ). Ini sebagi akibat dari penyakit (panas tinggi), kelemahan (lumpuh ).

Dekubitus adalah salah satu bahaya yang terbesar pada tirah baring. Dalam sehari-hari masyarakat menyebutkan sebagai "akibat tidur". Suatu luka dekubitus disebutkan oleh karena ada tekanan pada kulit.. Tak lama kemudian akan terlihat pada tempat-tempat yang mendapatkan tekanan, warna-warna kulit yang memutih.Jika penekanan ini hanya berlangsung untuk waktu sementara, maka tidak ada akibat-akibat yang merugikan bagi aliran darah. Pada penekanan yang berlangsung waktu yang lama, maka timbul masalah dalam peredaran zat-zat makanan dan zat asam yang harus disalurkan pada bagian bagian kulit. Yang mengalami penekan tadi, jaringan –jaringan yang tak mendapat cukup makanan dan zat asam tadi perlahan akan mati, dari sinilah kemudian timbul luka-luka dekubitus (Maklebust, 1991).

Back rub ( gosokan punggung ) adalah suatu bentuk massage pada punggung yang mempunyai tujuan untuk merelaksasi dan mengurangi tekanan . Gosokan dari prosedur ini akan menghasilkan panas pada permukaan kulit. Hal ini menyebabkan dilatasi pembuluh-pembuluh darah sehingga akan meningkatkan supplay darah kedaerah tersebut. Karena jaringan sering tertekan pada pasien yang istirahat di tempat tidur dan otot-otot biasanya relaksasi, stimulasi penting agar jaringan mendapatkan nutrisi dan oksigen.

Berdasarkan pengalaman peneliti selama melaksanakan tugas di Rumah Sakit dan hasil dari beberapa intervensi keperawatan yang dilakukan oleh perawat hanya melakukan motivasi dorongan kepada keluarga pasien untuk melakukan alih baring setiap 2 jam kearah kanan dan 2 jam kearah kiri. Tanpa melihat sejauh mana efektifitas keberhasilan dari alih baring tersebut, sementara pasien tetap terjadi dekubitus. Melihat kenyatan tersebut diatas dan sekaligus untuk mengetahui seberapa jauh efektifitas massage punggung, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang efektifitas massage punggung terhadap upaya pencegahan dekubitus pada pasien yang bed rest total. 50 % - 74 % dilaporkan untuk sering dipantau atau ditangani dengan baik.

Luka dibubitus adalah nekrosis seluler yang cenderung terjadi akibat kompresi berkepanjangan pada jaringan lunak antara tonjolan tulang dan permukaan yang padat , paling umum disebabkan karena imobilisasi. Faktor ektrinsik yang mengeluarkan kekuatan mekanisme yang pada jaringan lunak termasuk tekanan, gesekan, friksi, dan maserasi. Faktor Intrinsik yang menentukan kerentanan kerusakan jaringan mencakup malnutrisi, anemia, kehilangan sensasi, kerusakan mobilitas, usia lanjut, penurunan status mental, inkontinensia, dan infeksi. Faktor ektrinsik dan intrinsic berinteraksi untuk membentuk iskemia dan nekrosis jaringan lunak pada individu yang rentan. 80 % luka dicubitus yang sembuh terjadi lagi, banyak diantaranya karena ketidakberhasilan mempertahankan regimen pencegahan ulkus (Maklebust, 1991).


 

B. Perumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : " Apakah massage punggung lebih efektif dalam apaya pencegahan dicubitus terhadap pasien yang mengalami bed rest total?".


 

C. Tujuan.

Tujuan Umum:

Mengetahui tindakan pencegahan secara kontinue terhadap penekanan yang terlalu lama, sehingga menyebabkan aliran/supply darah kejaringan terhambat.


 

Tujuan Khusus :

  1. Menganalisa massage punggung dapat memberikan efek relaksasi.
  2. Mempelajari tehnik massage punggung dapat merangsang aliran darah .
  3. Mengetahui, mengatasi dan meminimalisasi kejadian dicubitus.
  4. Meningkatkan pengetahuan perawat tentang tehnik massage punggung.

D. Manfaat Penelitian.

  1. Manfaat Teoritis.

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan menambah khasanah dunia keperawatan, khususnya dalam melakukan intervensi keperawatan terhadap pasien yang mengalami bed rest total dengan pemberian massage punggung yang aman, nyaman dan efektif.

  2. Manfaat Praktis.
    1. Institusi Rumah Sakit.

      Sebagai bahan masukan khususnya tentang prosedur tindakan terhadap pasien yang mengalami bed rest total. Sebagai Bahan masukan dalam pembuatan SAK.

    2. Bagi Penulis.

      Penelitian ini mempunyai manfaat untuk mengetahui efektifitas massage punggung terhadap upaya pencegahan dicubitus, sehingga dapat menjadi bekal bagi penulis dalam melaksanakan praktek asukan keperawatan yang aman dan nyaman untuk klien.


       

E. Keaslian Penelitian.

Bahwa penelitian ini belum pernah dilakukan penelitian, sehingga ingin sekali bagi penulis untuk mengetahui sejauhmana efektifitas massage pungung terhadap upaya pencegahan dicubitus pada pasien bed rest total.


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA.


 

A. Kerangka Teori Penelitian.


  1.  


 

Faktor Internal:

  • Status gizi.


 


 


 

    


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

Gambar 1. Kerangka Teori Penelitian.


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

B. Kerangka Konsep Penelitian.


 

Berdasarkan landasan teori diatas maka dibentuk kerangka konsep penelitian yang dapat dijelaskan melalui gambar sebagai berikut :


 

    


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

Variabel bebas Variabel pengganggu Variabel terikat


 


 

Gambar 2. Kerangka konsep Penelitian.


 


 


 


 

C. Variabel Penelitian.

1.Variabel bebas.

Variabel bebas adalah bed rest total.

2.Variabel pengganggu.

Variabel pengganggu adalah :

  • Penatalaksanaan dicubitus
  • Karakteristik penyakit.
  • Imobilisasi.
  • Nutrisi.
  • Pengetahuan perawat.

3.Variabel terikat.

Variabel terikat adalah dicubitus.

Blog Archive