LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH


 


 


 


 


 


 


 


 

Oleh :

Nama 

: Bambang R 

NIM 

: 005041 

Kelompok 

: V 

Asisten 

: Hayra 


 


 


 


 


 


 


 


 

PROGRAM PENDIDIKAN NERS

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO

2005


 

BAB I

PENDAHULUAN


 

PEMERIKSAAN GLUKOSE DARAH


 

1.     PELAKSANAAN

    Hari    : Senin

    Tanggal     : 19 September 2005

    Jam    : 15.00 s/d 18.00 Wib.

    Asisten    : Hayra


 

2.     TUJUAN PRAKTIKUM

  1. Mengetahui dan menjelaskan manfaat pemeriksaan glukosa darah untuk menegakan diagnosa penyakit Diabites melitus
  2. Mengukur kadar glukosa darah dengan GOD-PAP
  3. Menyimpulkan hasil pemeriksaan glukose darah pada saat praktikum setelah membandingkan dengan nilai normal


 

3.     DASAR TEORI

    Glukosa diperlukan sebagai sumber energi terutama bagi sistem syaraf dan eritrosit. Glukose juga dibutuhkan di dalam jaringan adipose sebagai sumber gliserida-glisero, dan mungkin juga berperan dalam mempertahankan kadar senyawa antara pada siklus asam sitrat di dalam banyak jaringan tubuh.

    Glukose sebagian besar diperoleh dari manusia, kemudian dibentuk dari berbagai senyawa glukogenik yang mengalami glukogenesis lalu juga dapat dibentuk dari glikogen hati melalui glikogenolsis.

    Proses mempertahankan kadar glukosa yang stabil didalam darah merupakan salah satu mekanisme homeostasis yang diatur paling halus dan juga menjadi salah satu mekanisme di hepar, jaringan ekstrahepatik serta beberapa hormon. Hormon yang mengatur kadar glukosa darah adalah insulin dan glukagon. Insulin adalah suatu hormon anabolik, merangsang sintesis komponen makromolekuler sel dan mengakibatkan penyimpanan glukosa. Glukagon adalah suatu katabolik, membatasi sintesis makromolekuler dan menyebabkan pengeluaran glukosa yang disimpan. Peningkatan glukosa dalam sirkulasi mengakibatkan peningkatan kosentrasi glukosa dalam sirkulasi mengakibatkan peningkatan sekresi insulin dan pengurangan glukagon, demikian sebaliknya.


 

4.     BAHAN DAN ALAT

  1. Bahan
    1. Reagen GOD-PAP
    2. Reagen standard glukosa
    3. Serum sampel
    4. Serum kontrol
      1. Alat
        1. Tabung reaksi ukuran 5 ml
        2. Rak tabung reaksi
        3. Pipet ukuran 30 mL dan 1000 mL
        4. Spektofotometer
        5. Kupet
        6. Tourniquet
        7. Blue tip
        8. Yellow tip
        9. Cawan Petri
        10. Kapas
        11. Eppendorf
        12. Sentrifugator
        13. Spuit
        14. Tissu
        15. Erlemeyer
        16. Kertas label
        17. Sarung tangan
        18. Baki
    5. METODE

Metode yang digunakan adalah metode GOD-PAP


 

6.    CARA KERJA

  1. Empat buah tabung reaksi ukuran 5 ml, masing-masing diberi label RB (Reagen Blanko), STD (Reagen Standar), SPL (Reagen Sampel) SK (Serum Kontrol)
  2. Tabung RB diberi 3000 mL reagen GOD-PAP.
  3. Tabung STD diberi 30 mL reagen standar glukosa dan ditambah dengan 3000 mL reagen GOD-PAP , dicampur hingga homogen.
  4. Tabung SPL diberi 30 mL serum dan ditambah dengan 3000 mL reagen GOD-PAP, di campur hingga homogen.
  5. Tabung SK di beri 30 mL serum kontrol dan ditambah 3000 mL reagen GOD-PAP, di campur hingga homogen.
  6. Masing-masing di inkubasi selama 15 menit pada suhu kamar.
  7. Absorbansi (DA) standar dan Abs sampel di ukur
    terhadap reagen blanko (RB) dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 546 nm.


 

PENGUKURAN TERHADAP REAGEN BLANKO

 

RB 

STD 

SPL 

SK 

Sample (ul)

  

30 

 

Standar (ul) 

 

30 

  

Kontrol (ul) 

   

30 

Reagen 

3.000 

3.000 

3.000 

3.000 

Campur, inkubasi 15 menit (20-25 0C) ukur dengan spetrofotometer pada panjang gelombang 546 nm Abs (DA) standar A (STD), sampel A (SPL), kontrol A (SK) terhadap blanko reagen (RB) dalam 10 menit.


 


 


 


 


 

7.     RUMUS PERHITUNGAN DAN HASIL

  1. Rumus Perhitungan


 

b. Linearitas

Batas linearitas alat sampai dengan kadar 700 mg/dl sehingga hasil yang lebih tinggi dari angka tersebut, serum harus di encerkan dengan Na Cl 0,9 % dengan perbandingan 1 : 1 hasil dikalikan dengan 2. (dua).


 

c. Hasil ( Nilai Normal)

Serum atau plasma = 75 – 115 mg/dl atau 4,2 – 6,4 m mol/l


 

BAB II

HASIL DAN PEMBAHASAN


 

1.     Hasil Pengamatan

    Pada praktikum pemeriksaan kadar glukosa yang dilakukan pada Tn. D dengan jenis kelamin laki-laki, umur 32 tahun pada hari Senin tanggal 19 September 2005 dihasilkan data sebagai berikut :


 

LARUTAN 

ABSORBANSI 

DA

Reagen Blanko (RB) 

0,013 

Reagen Standard (STD) 

0,156 

0,143 

Reagen Sampel (SPL)

0,125 

0,112 

Serum Kontrol (SK) 

0,270 

0,257 


 

Hasil Pengamatan Perubahan Warna

LARUTAN 

Warna Awal 

Warna Akhir 

Reagen Blanko (RB) 

Orange muda 

Orange muda 

Reagen Standard (STD) 

Orange muda 

Pink 

Reagen Sampel (SPL) 

Orange muda 

Pink 

Serum Kontrol (SK)

Orange muda 

Pink 


 

Hasil pengamatan menunjukan bahwa tabung serum sampel terhadap tabung standar tidak terjadi perubahan warna , hal ini menunjukan hasil normal


 

2.     Perhitungan

    
 

                


 


 


 

  1. Pembahasan

    Pelaksanaan praktikum dilakukan pada Tn. D berumur 32 tahun. Cara pertama yang dilakukan adalah mengambil darah Tn. D melalui vena (vena mediana cubiti) sebanyak 3 cc. Kemudian darah dimasukkan kedalam Eppendorf yang berisi EDTA. Selanjutnya darah yang berada pada Eppendorf dicampur sampai larut agar tidak lisis.

    Disediakan tabung reaksi ukuran 5 ml sebanyak 4 buah. Kemudian diberi label : RB, STD, SPL, dan SK. Untuk Tabung Reagen Blangko (RB) dan Tabung Serum Standar (STD) disediakan oleh pembimbing. Kami hanya menyediakan Tabung Serum Kontrol (SK) dan Tabung Reagen Sampel (SPL) masing-masing tabung diberi reagen GOD-PAP sebanyak 3000 mL.

    Darah sampel yang berada di Eppendorf disentrifus selama 10 menit dengan sentrifugator pada kecepatan 4000 rpm. Hasil berupa gumpalan darah dibawah dan serum berwarna kekuningan jernih dibagian atas. Serum diambil dengan mikro pipet sebanyak 30 mL dan ditambahkan pada tabung berlabel SPL, kemudian tabung berlabel STD ditambah reagen standar glukosa 30 mL. Tabung didiamkan selama 15 menit, kemudian diukur absorbansinya dengan spektrofotometer pad panjang gelombang 546 nm.

    Hasil pengukuran absorbansi reagen blangko adalah 0,013, reagen standar 0,156, reagen sampel 0,125 dan serum kontrol 0,270, sedangkan kadar serum sampel 78,32 mg/dl, kadar serum kontrol 179,72 mg/dl (seharusnya hasil kadar serum sampel = 30-110 mg/dl).

    Hasil perhitungan kadar serum sampel tersebut jika dibandingkan dengan hasil kadar glukosa sewaktu (< 160 mg/dl) maka dapat disimpulkan bahwa serum Tn. D pada praktikum ini mempunyai kadar glukosa normal sedangkan pada serum kontrol didapat hasil yang tinggi karena dimungkinkan ada kesalahan teknis, pada saat pengambilan reagen; sambungan kuvet tidak rapat (kendor) sehingga ukuran kurang akurat.


 

BAB III

KESIMPULAN


 

  1. Pemeriksaan glukosa darah dapat digunakan untuk menegakan diagnisa penyakit Diabetes Mellitus.
  2. Pengukuran kadar glukosa darah dengan GOD-PAP pada saat praktikum menghasilkan :

    Kadar glukosa serum sampel = 78,32 mg/dl

    Kadar lukosa serum kontrol = 179,72 mg/dl

  3. Hasil pemeriksaan glukosa darah pada saat praktikum adalah 78,32 mg/dl, sedangkan nilai kontrol adalah 75-115 mg/dl. Hal ini menunjukkan bahwa kadar glukosa Tn. D normal.

    Pada glukosa serum kontrol pada saat praktikum adalah 179,72 mg/dl, sedangkan nilai normal serum ditentukan pembimbing antara 30-110 mg/dl kemungkinan kesalahan teknis, pada saat pengambilan reagen; sambungan kuvet tidak rapat (kendor) sehingga ukuran kurang akurat.

  4. Pada intinya kami sudah bisa memeriksa kadar glukosa darah dan mengetahui nilai normalnya

    
 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

LAMPIRAN

Pertanyaan :

  • Kenapa pada kadar glucose meningkat tapi test urine negative.

    Jawaban :

  • Karena adanya kerusakan di glomerulus membrane busul tebal sehingga glucose tidak bias tersaring.
  • Sensitivitas alat reagen stik baru dapat mendeteksi positif pada urine ketika kadar glucose telah mencapai 200 mg/dl atau lebih.

2.Cara mendiagnosa awal Diabites Milites selain mamakai pemeriksaan reduksi urine

    Jawaban :

  1. Dengan cara anamnesa yaitu :

@ Adanya 3 P

  • Polidipsy
  • Poliuri
  • Polipagi

            @ Riwayat Keluarga

            @ Riwayat penyakit Pankreatitis

            @ Penurunan Berat Badan


 

  1. Dengan pemeriksaan HbAic dimana pasien Diabites Militus puncak HbAic mewakili 14% Hemoglobin total, pada orang normal HbAic = 5% sampai 9% hemoglobin total


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

DAFTAR PUSTAKA


 

  1. Robert K. Murray dkk. Glukoneogenesis dan Pengotrolan Kadar Glukosa Darah. Biokimia Harper Jakarta : EGC, 2003: 195-204
    1. Arthur C Guyton. Bab Insulin, Glukogen , dan Diabitus Millitus,

    Fisilogi Kedokteran Jakarta. EGC, 1997 : 711 - 723


 


 

Blog Archive