Artikel Keperawatan - Kesehatan | PEMERIKSAAN KADAR KREATININ

PENDAHULUAN


PEMERIKSAAN KADAR KREATININ

1. PELAKSANAAN

Hari : Senin
Tanggal : 27 September 2005
Jam : 15.00 s/d 18.00 wib
Asisten : Ghasia Sekar Negari

2. TUJUAN PRAKTIKUM
a. Mahasiswa akan dapat mengukur kadar kreatininin darah
b. Mahasiswa akan dapat mengetahui nilai normal kreatinin serta kadar kreatininin patologis dari hasil praktikum
c. Dengan ban Tn. hasil praktikum yang dilakukan, mahasiswa akan dapat melalkukan pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakan diagnosa

3. DASAR TEORI
Kreatinin merupakan produk akhir keratin yang terbentuk secara spontan dan sifatnya irreversible. Produksi kreatinin setiap hari stabil kurang lebih 2% dari keratin dalam waktu 24 jam.
Kreatinin ataupun bentuk simpanan energinya, yaitu fosfo keratin, terdapat didalam otot, otak dan darah. Kreatinin (keratin anhidrida) terbentuk didalam otot dari keratin fosfat melalui proses dehidrasi nonenzimatik yang irreversible dan hilangnya fosfat.
Ekskresi kreatinin di dalam urin 24 jam pada diri seseorang akan tampak konstan tiap-tiap harinya dan sebanding dengan massa ototnya. Kreatinin dalam jumlah renik juga terdapat secara normal di urine, ATP yang diperlukan sebagai sumber energi konstan untuk siklus kontraksi - relaksi otot yang dapat dihasilkan melalui :
  • ¢ Glikolisis dengan menggunakan glukosa darah atau glukogen otot
  • ¢ Melalui fosforilasi oksidatif
  • ¢ Keratin fosfat
  • ¢ Dari dua molekul ADP
Kreatinin fosfat merupakan simpanan energi yang utama di otot. Kreatinin fosfat mencegah deplesi ATP yang cepat dengan menyediakan fosfat energi tinggi yang siap digunakan untuk menghasilkan ATP dan ADP. Keratin fosfat terbentuk dari ATP dan keratin pada saat otot barada dalam keadaan ralaksasi dan kebutuhan akan ATP tidak begitu besar. Kadar kreatinin meninggi pada penurunan fungsi ginjal.

4. BAHAN DAN ALAT
a) Bahan
1. Serum sample (plasma)
2. Working reagen
3. Serum patologis
4. Reagen standart
b) Alat
1. Tabug reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Tabung sentrifuge yang berisi EDTA
4. Sentrifuge
5. Mikropipef 100 l
6. Mikropipet 1000 l
7. Spektofotometer
8. Kuvet
9. Torniquet
10. Blue tip
11. Cawan Petri
12. Kapas alcohol
13. Spuit
14. Tissu
15. Eppendorf
16. Kertas label
17. Sarung tangan
18. Baki
5. METODE
Metode yang digunakan adalah metode Jaffe Kinetik

6. CARA KERJA
a) Dua buah tabung reaksi masing-masing diberi label SPL (reagen sample) dan SP (serum patologis)
b) Masukan 3 cc darah probandos ke tabung sentrifuge yang sudah berisi EDTA, masukan ke sentrifuge selama 10 - 15 menit.
c) Tabung SPL dan tabung serum patologis masing-masing diberi 3000 l working reagen yang disediakan oleh pembimbing
d) Tabung SPL yang diberi 3000 l working reagen ditambah dengan 300 l plasma probandos kemudian dicampur hingga homogen.
e) Tabung serum patologis yang diberi 3000 l working reagen ditambah dengan 300 l serum patologis yang disediakan dari pembimbing kemudian dicampur hingga homogen.
f) Masing-masing diinkubasi pada suhu kamar dan tepat 20 detik dibaca semua pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 490 nm (A1) kemudian tepat 80 detik dibaca absrbansi (A2) untuk kedua tabung reaksi, untuk absorbansi standart sudah diukur oleh pembimbing.
bersambung..

Blog Archive