Selalu Ada Rencana Indah Untukmu



Sang Kuasa selalu punya rencana indah untuk kita umatNya

Sesekali langsung membahagiakan hati…

Terkadang sejenak bertentangan dengan harap

Kau hanya perlu mensyukuri dan merenungi



Usah kau terus mempertanyakan, buang semua logika

Berdoalah senantiasa… dan syukuri baik buruk yang kau rasa

Saat kau berniat baik dan meminta yang terbaik, itulah yang kan Dia beri

Terkadang seketika… seringkali harus lalui hari yang menguji hati



Selalu ada rencana indah untukmu

Walau seringkali kau melupakanNya

Selalu ada rencana indah bagimu

Jika kau terus meminta padaNya



Jika Saja Engkau Bukan Manusia



If  poetry is the code and the code is poetry then this is what happens:

503… (Lima Nol Tiga)



Aku menelponmu dan kau tak menjawabnya

403… (Empat Nol Tiga)



Kudatangi rumahmu dan tak seorangpun berkata engkau ada

405… (Empat Nol Lima)



Kutanya namun tak seorangpun orang rumahmu menjawabnya

500… (Lima Ratus)



Adakah engkau ingin kita berdua putus ?

206… (Dua Nol Enam)



Sebab dulu kau hanya mencintaiku di sebagian hatimu

302… (Tiga Nol Dua)



Saat denganku engkau mencintaiku, saat dengannya aku engkau lupakan

301… (Tiga Nol Satu)



Dan kini rayuannya membuatmu benar-benar melupakanku

404… (Empat Nol Empat)



Hingga tak ada lagi tempat

Di hatimu untukku





Tak Pernah Berlalu

Mungkin aku memang lemah

Mungkin aku tak pernah punyai lelah

Saat ku terdiam menangisi pergimu

Terus ku terpaku oleh harapan semu



Sepertinya… t’lah cukup banyak kutulis

T’lah cukup dalam hati ini kuiris

Agar bisa kucoba lagi cinta dari mula

Dengan ia yang mampu merasakannya



Namun cinta untukmu terus bertahan

Di sekeping sisa hati ini pun cinta untukmu kurasakan

Kerinduan hadirmu tak pernah bisa hilang

Oh Tuhan… bagaimana semua ini harus kuartikan ?





Seorang Penyair

Apa yang dapat diberikan seorang penyair ?

Saat tak ada sesuatu yang dapat mengilhami

Ketika realita tak cukup untuk menginspirasi

Matikah ia…. bersama syair-syair lama yang t’lah lapuk



dan kehilangan pembaca ?

Apa yang harus dilakukan seorang penyair ?



Saat kosong memenuhi imaji

Saat sendiri juga tak cukup berikan ruang untuk kehadiran satu puisi

Tak pantas lagikah ia… tetap disebut penyair walaupun tak lagi mampu

untuk tetap bersyair ?





Rindu Puisi

Aku tak pernah berlari meninggalkanmu !

Melangkah menjauhi pun tak pernah terlintas

Aku masih disini…. Aku masih ada…

Namun sebait pun kini tak sempat lagi kubuat



Setiap hari kuhanya bisa berkata pada hati

Besok mungkin dapat kuluangkan waktu lagi

Tuk menulis tentang hati…

Dalam sebentuk puisi



Nyatanya aku tak pernah sempat

Ragaku s’lalu saja terlebih dahulu penat

Sehingga asa dan rasa tak pernah sempat

Dapatkan waktu yang tepat untuk puisi-puisi baru kubuat



Hingga sekali lagi di pagi ini

Kerinduan pada puisi kembali menjadi

Curahan hatiku dalam sebentuk puisi

Semoga esok aku bisa segera kembali





Letih

Letih… ku berdiri di bawah terik mentari

Semenjak engkau melangkah menjauh pergi

Hingga rambut ini mulai memutih

Masih… tak kutemui engkau kembali



Letih… hanya saja raga ini b’lumlah mati

Hingga jiwa terus saja meminta tuk menunggumu disini

Sampai engkau hadir…

Sampai larut penantian menjadi bagian dari takdir





Senantiasa

Senantiasa

Ku mencoba tuk s’lalu ada

Saat kau menangisi duka

Atau saat berbagi tawa



Senantiasa

Tak pernah cukup mudah

Namun hasrat membuatku bisa

Tentangmu adalah asa



Senantiasa

Kuhindari menorehkan luka

Membuatmu s’lalu bahagia

Kemarin, kini dan sepanjang masa





Hilang

Bintang malam kemanakah ia gerangan?

Tak sedikitpun ia meninggalkan jejak

juga bayang… siang atau malam

Adakah rindu ini harus kugenggam,



Hingga esok hari kujelang…

Ku menyayanginya dari lubuk hati

Tetap merindunya meski t’lah pergi

Ku hanya ingin melihat, namun itu pun tak mungkin lagi



Tidakkah rasa ini harusnya mati

dan hilang dari hidupku ini



Kosong

Bukan tak sempat atau tak lagi berniat, hanya saja tekad tak cukup untuk membuat sebuah puisi terlahir secepat kilat.

Esok, jika aku sanggup memanggil kembali semua inspirasi yang kini pergi, pasti ‘kan kutuliskan untukmu (lagi) sebuah puisi cinta untuk hati. Aku berjanji !

Hari ini, biarkan saja aku diam dalam keheranan tentang kemana larinya semua jiwa-jiwa puitis yang biasanya bersemayam di hati dan jiwaku. Mungkin semalam cukup, mungkin juga tidak. Aku tak pernah mengerti. Aku hanya akan coba menanti.

Semoga semua memahami. Semoga semuanya tak pergi.





Hijau Daun – Suaraku (Berharap)

Disini aku masih sendiri

Merenungi hari-hari sepi

Aku tanpamu

Masih tanpamu



Bila esok hari datang lagi

Ku coba untuk hadapi semua ini

Meski tanpamu

Meski tanpamu



Bila aku dapat bintang yang berpijar

Mentari yang tenang bersamaku disini

Ku dapat tertawa menangis merenung

Di tempat ini aku bertahan



Suara dengarkanlah aku

Apa kabarnya pujaan hatiku

Aku disini menunggunya

Masih berharap di dalam hatinya



Suara dengarkanlah aku

Apakah aku s’lalu dihatinya

Aku disini menunggunya

Masih berharap di dalam hatinya



Kalau aku masih tetap disini

Ku lewati semua yang terjadi

Aku menunggumu

Aku menunggu



Lobow – Terus Bersinar

Simak kedalaman lirik Terus Bersinar yang dinyanyiin ma Lobow ini !



Bila Aku adalah Engkau

Bila Esok terus Menanti

Adakah Ruang / Waktu untuk Menyapa

Dan Merasakan yang Kurasakan



Bila Esok adalah awal

Adakah Harapan menjadi milikku

Bila Esok adalah Akhir

Masihkah senyuman kau beri



untukku selalu untukku

Bila Engkau adalah Aku

Bila Cinta terus Merekah

Adakah cara untuk mengungkap



Dan mengisahkan segalanya

Bila hati terus terjaga

pastikan keajaiban

menanti di hadapanmu



Bila janji terus kau genggam

pastikan cahaya jiwamu

takkan redup

dan terus bersinar…



dan terus bersinar

Bila janji terus kau genggam

pastikan cahaya

jiwamu takkan redup



Bila hati terus terjaga

pastikan keajaiban

menanti di hadapanmu

Bila janji terus kau genggam



pastikan cahaya

jiwamu takkan redup

dan terus bersinar… adalah akhir

pastikan cahay jiwamu



takkan redup

dan terus bersinar

Blog Archive