BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Permasalahan moral dihadapi oleh manusia tidak hanya ketika sudah dewasa, tetapi juga sudah muncul ketika berusia remaja. Dari waktu ke waktu, permasalahan moral di kalangan remaja cenderung semakin meningkat baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Dalam memaknai pendidikan remaja, seringkali diskursus yang kemudian muncul adalah paradigma gejala psikologis dan sosiologis. Hal demikian disebabkan oleh problematika remaja Indonesia yang mempunyai kecenderungan negatif yang dipengaruhi oleh lingkungan sekitar, seiring dengan majunya zaman.
Banyak kasus penyimpangan perilaku yang berkembang terutama kemerosotan moral pada kehidupan anak didik, tidak diragukan lagi telah mengalami kemunduran tingkah laku yang tidak sopan, keluyuran dan tawuran.
Kenakalan siswa atau anak didik tidak dapat dipisahkan dengan kondisi sosial budaya masyarakat dan zaman, karena setiap zaman memiliki sifat yang khas dan memberikan tantangan khusus bagi generasi mudanya.
Namun di pihak lain kenakalan remaja (anak didik) bukan sekedar gangguan terhadap keamanaan dan ketertiban masyarakat saja lebih dari itu kenakalan anak didik akan berimplikasi pada merosotnya moral bangsa pada poros generasi muda.
Kenakalan anak didik adalah sebagai bentuk pengalihan perhatian, selain itu juga dapat menghilangkan konflik batin sehingga menimbulkan keributan dan hura-hura masal. Situasi di lingkungan anak didik yang sudah menjadi ekstrim, mereka cenderung menjadi pengacau membuat kerusuhan dan melakukan pelanggaran terhadap etika pendidikan, hilangnya sopan santun, melakukan tindakan keras bahkan mulai terperosok ke dalam praktek minuman ber alkohol dan obat-obatan terlarang dan sejenisnya.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan dalam mengembangkan perilaku moral tidak pernah berhenti dari perhatian dan pengamatan kita. Salah satunya di sekolah Madarasah Aliyah Negeri X. Terjadi permasalahan seperti tawuran (berebut pacar) antar pelajar melakukan kenakalan biasa seperti berbohong (meminta uang pada orang tuanya dengan alasan membayar sekolah tapi dibuat belanja dan berfoya-foya), pergi ke rumah tanpa pamit pada orang tuanya (keluyuran) bolos sekolah, membuang sampah sembarangan dan sejenisnya. Mereka juga melakukan kenakalan pelanggaran dan kejahatan seperti mengendarai kendaraan tanpa SIM, kebut-kebutan, dan ada beberapa dari murid yang diketahui melihat pornografi. Apakah ini merupakan wujud dari kegagalan pendidikan moral yang dilakukan oleh para pendidik (guru) selama ini?.
Sekolah MAN X adalah sekolah yang berdiri di atas naungan pondok pesantren mamba'ul ma'arif denanayar X. Jadi siswa dan siswi di MAN X bukan hanya dari lingkungan sekolah itu sendiri, tapi siswa-siswinya berasal dari daerah-daerah kota yang lain, seperti Madura, Surabaya, Jakarta, Semarang dan kota-kota yang lainnya, sehingga permasalahan remaja sering sekali muncul dengan adanya pengaruh-pengaruh luar yang membuat remaja menjadi krisis moral. Dan dengan mengetahui tingkah laku para siswa tersebut penulis ingin mengetahui penerapan seperti apa yang bisa menumbuh kembangkan akhlak yang mulia membangun moralitas siswa menjadi lebih baik, dan seharusnya pembelajaran pendidikan moral tidak cukup sekedar menghafal nilai-nilai kognitif tapi juga harus di implementasikan dengan melibatkan seluruh tenaga pendidik seperti kepala sekolah, guru agama, guru umum, kurikulum metode, media dan sarana, khususnya guru bimbingan konseling yang ada di sekolah tersebut. Untuk itulah penulis melakukan penelitian ini untuk mengungkap bagaimana guru bimbingan konseling dalam mengembangkan moral siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan konseling individual di MAN X?
2. Bagaimana perilaku moral siswa di Madarasah Aliyah Negeri X?
3. bagaimana penerapan konseling individual dalam mengembangkan perilaku moral siswa di MAN X?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mendiskripsikan pelaksanaan konseling individual di MAN X.
2. Untuk mendiskripsikan perilaku moral siswa di MAN X.
3. Untuk mendiskripsikan penerapan konseling individual dalam mengembangkan perilaku moral siswa di MAN X.
D. Manfaat Penelitian
Masalah ini penting sekali untuk diteliti, karena mempunyai beberapa alasan, sebagaimana diketahui dimasa sekarang banyak sekolah-sekolah yang menggunakan tenaga bimbingan atau konselor terutama di MAN. Apakah berfungsi seperti yang diharapkan.
Dengan skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi penulis maupun pembaca. Beberapa manfaat itu antara lain:
1. Menambah pengetahuan tentang sejauh mana konseling individual dalam mengembangkan moral siswa.
2. Dapat mengembangkan salah satu bagian dari ilmu pendidikan, khususnya yang berkaitan dengan bimbingan konseling sebagai alternatife terapi dalam pendidikan.
3. Menambah pengetahuan dalam bidang penelitian terkait problem-problem perkembangan anak didik di dalam lembaga pendidikan.
E. Definisi Istilah, Asumsi dan Batasan
1. Definisi istilah
Definisi istilah sangat penting untuk dicantumkan, untuk menghindari perbedaan pengertian makna yang ditimbulkan agar tidak terjadi ke salahpahaman maksud judul sesuai dengan penulis harapkan. Maka penulis perlu menjelaskan istilah-istilah sebagai berikut:
a. Penerapan : pengenaan, perihal pemraktekkan teori.
b. Konseling : merupakan upaya bantuan yang diberikan kepada
individu, supaya dia memperoleh konsep diri atau kepercayaan diri sendiri, untuk dimanfaatkan olehnya dalam memperbaiki tingkah lakunya pada masa yang akan datang.
c. Individual : adalah perseorangan atau pribadi.
d. Mengembangkan : meningkatkan atau suatu proses perubahan yang lebih dapat mencerminkan sifat-sifat mengenai gejala psikologi yang tampak.
e. Perilaku : adalah tindakan atau perbuatan atau sikap seseorang.
f. Moral : adalah rangkaian nilai tentang berbagai macam perilaku individu dalam hubungannya dengan kelompok sosial dan masyarakat.
Dalam penelitian ini, yang dimaksud moral siswa di sekolah adalah meliputi: Bolos sekolah, merokok, berbohong, pacaran, tawuran dan lain sebagainya.
g. Siswa : pelajar atau murid.
Jadi pengertian perilaku moral siswa adalah suatu keadaan atau kelakuan siswa sehari-hari sebagai wujud nyata dari perbuatannya dalam rangka berinteraksi dengan ligkungannya.
Dengan demikian yang dimaksud dengan judul skripsi ini adalah suatu penelitian deskriptif kualitatif tentang penerapan konseling individual dalam usaha membantu siswa membentuk perilaku moral agar lebih baik.
2. Asumsi
Asumsi adalah anggapan yang diyakini kebenarannya oleh peneliti dalam penelitian ini penulis berasumsi:
a. Disetiap sekolah selalu terdapat siswa yang suka atau sering melanggar aturan-aturan yang ada disekolah tersebut.
b. Siswa yang melanggar aturan-aturan sekolah merupakan sasaran kegiatan BK
c. Dalam penerapan BK terdapat jenis-jenis layanan tertentu yang pelaksanaannya melibatkan personil Kepala Sekolah, Waka sek, konselor, guru bidang studi, wali kelas, siswa dan orang tua siswa
d. Dalam penerapan ini juga terdapat prosedur yang digunakan, demikian pula dengan pemanfaatan fasilitas yang ada.
3. Batasan
a. Dalam penelitian ini penulis membatasi pada masalah-masalah usaha penerapan konseling individual dalam mengembangkan prilaku moral sampel dari siswa dikelas X dan XI MAN X.
b. Dalam penelitian ini penulis lebih menekankan pada penerapan lanyanan konseling individual dan hanya menyinggung sedikit layanan yang lain guna mmeberikan gambaran pelaksanaan layanan BK di MAN X.
c. Masalah yang ditangani adalah perilaku moral siswa di MAN X.
d. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan dokumentasi.
e. Penulis membuat konsep penelitian pengembangan yang hasilnya diterapkan pada guru BK yang bersnagkutan di MAN X.
F. Sistematika Pembahasan
Untuk memudahkan pemahaman skripsi ini maka perlu adanya penyusunan yang sistematis. Adapun sistematika pembahasannya adalah sebagai berikut:
BAB I Merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang gambaran umum yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah,definisi operasional, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
BAB II Merupakan bab kajian teori yang menjelaskan tentang konseptual kepustakaan mendasar terkait dengan bimbingan konseling yang meliputi sub bab sebagai berikut: Pengertian bimbingan dan konseling individual. Teori psikologi remaja, Menguraikan tentang perilaku moral siswa, meliputi: Pengertian moral, Perilaku moral, dan perkembangan moral siswa.
BAB III Dalam Bab ini menjelaskan tentang data hasil penelitian di lapangan yang meliputi tinjauan umum menyajikan tentang penyajian data tentang latar belakang berdirinya MAN X, letak geografis, keadaan sarana dan prasarana, struktur organisasi, keadaan guru, karyawan dan siswa. Dan menguraikan tentang analisis data dan pembahasan masalah penelitian yang meliputi dua aspek yaitu: penyajian hasil penelitian terdiri dari hasil wawancara dan observasi. Pembahasan masalah penelitian.
BAB IV Bab ini merupakan penutup yang berisikan kesimpulan yang merupakan jawaban dari permasalahan yang ada di Bab I serta saran-saran.