Ancaman krisis pangan sudah di depan mata dan bakal dirasakan rakyat bila pemerintah
Salah satu ancaman bagi stabilitas pangan nasional, antara lain adalah semakin menyempitnya lahan pertanian akibat alih fungsi untuk perumahan dan tempat usaha lain seperti pabrik dan pergudangan. Selain itu irigasi pertanian di berbagai daerah semakin tidak mendapat perhatian dalam hal perawatan sehingga disana-sini retak, bocor dan tidak lagi efektif untuk mengalirkan air ke petak-petak aeral pertanian.
Penyempitan lahan pertanian yang berdampak pada produksi hasil pertanian di perparah dengan kerusakan irigasi teknis dan persoalan waduk yang belum juga tertangani akibat dari semua itu, hasil pertanian pun tidak optimal dan bahkan gagal panen. Sepeti di ungkapkan oleh ketua forum komunikasi kepala desa (FKKD), kecamatan Tirtayasa, kabupaten Serang H. Fadhil, ribuah sawah di kawasan pantai utara Banten mengalami kegagalan panen.
Kegagalan panen itu akibat banyaknya areal sawah yang terendam air akibat tersumbatnya saluran pembuangan serta serangan
Kerusakan irigasi teknis itu disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: alam, faktor usia, faktor manusia serta tidak berfungsinya saluran irigasi di beberapa tempat. Saluran irigasi di kategorikan rusak apabila hanya berfungsi 30% dari fungsinya normalnya.
Salah satu penyebab tidak berfungsi saluran irigasi adalah tingkat sedimentasi/pengendapan yang tinggi sehingga saluran air tersebut tidak bisa dialiri air, selain itu usia saluran irigasi teknik yang sudah tua menyebabkan kerusakan pada kondisi fisik tanggul, dinding saluran dan pintu air. Selain dua faktor tersebut, ulah manusia juga menjadi salah satu penyebab kerusakan irigasi; hal ini dikarenakan pintu-pintu air yang terbuat dari baja sering dicuri dengan cara di gergaji, kemudian logamnya di atas maka pemerintah membentuk penyelenggara pemeliharaan saluran (PPS) yang bertugas melakukan perawatan rutin, seperti membabat rumput di sekitar saluran irigasi, membuang sampah dari saluran, dan menguras lumpur.